Logo Bloomberg Technoz

Dalam hal teknologi, Nawakara mengandalkan Nawakara Electronic Security System, sistem berbasis sensor dan video analytics yang terkoneksi langsung dengan Nawakara Command Center (NCC).

“Sistem ini terhubung secara langsung dengan Nawakara Command Center (NCC), pusat kendali operasional yang memantau seluruh area secara real-time. Melalui dashboard digital yang dapat diakses dengan tingkat otorisasi tertentu, NCC menjadi pusat koordinasi pengambilan keputusan cepat serta dokumentasi insiden secara sistematis,” imbuh Joni.

Ia juga menekankan pentingnya pendekatan keamanan yang prediktif, bukan sekadar reaktif. Dengan integrasi keamanan ini, diharapkan dapat mengurangi blind spot dan meningkatkan ketepatan respons terhadap setiap potensi risiko.

Joni menambahkan bahwa sistem ISS telah menjadi bagian dari manajemen risiko perusahaan, dengan kemampuan audit kuantitatif untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas keamanan secara berkelanjutan.

Tak hanya teknologi, Nawakara juga mengedepankan kualitas sumber daya manusia. Seluruh personel telah melalui pelatihan formal dari Gada Pratama hingga Gada Utama, dan pelatihan tambahan terus dilakukan agar siap menghadapi ancaman fisik maupun non-fisik, termasuk serangan siber.

“Sehingga klien pun dapat mengevaluasi kinerja keamanan secara kuantitatif, menjadikan ISS sebagai bagian dari sistem manajemen risiko perusahaan secara keseluruhan.” tambahnya.

Dukungan tersebut diperkuat oleh pencapaian standar internasional, yaitu ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, dan ISO 45001:2018, yang mencerminkan komitmen Nawakara terhadap mutu, lingkungan, serta keselamatan kerja.

“Di sisi lain, kualitas sumber daya manusia menjadi fondasi utama dalam operasional ISS. Seluruh personel keamanan Nawakara telah melalui proses pelatihan formal yang terstandarisasi, dari jenjang Gada Pratama hingga Gada Utama. Tidak hanya itu, pelatihan tambahan dilakukan secara berkala untuk memastikan personel selalu siap menghadapi berbagai skenario ancaman, termasuk ancaman non-fisik seperti serangan siber dan kedaruratan teknis,” jelas Joni.

“Pendekatan berlapis antara standar, pelatihan, dan dukungan teknologi inilah yang menjadikan ISS mampu menjawab kebutuhan keamanan di lingkungan kerja dengan tingkat risiko tinggi seperti PLTU,” tutupnya.


(tim)

No more pages