Vietnam, yang tahun lalu mengalami surplus perdagangan terbesar ketiga di dunia dengan AS setelah China dan Meksiko, berulang kali berjanji akan membeli lebih banyak produk AS, seperti LNG dan pesawat terbang, sambil menawarkan untuk menghapus semua tarif impor AS.
Vietnam juga telah mengambil langkah-langkah untuk menargetkan penipuan asal barang lantaran salah satu perhatian utama tim Trump adalah masalah barang-barang China yang dikirim melalui Vietnam untuk menghindari tarif AS.
Vietnam Airlines dan Vietcombank mengumumkan penandatanganan kesepakatan sementara untuk membiayai pembelian 50 pesawat pada Kamis, yang bisa membuka jalan bagi maskapai nasional tersebut untuk memenuhi komitmennya pada tahun 2023; membeli 50 pesawat Boeing 737 Max.
Analis Bloomberg Intelligence, Eric Zhu dan George Ferguson menilai Vietnam juga bisa bersiap untuk membeli jet tempur Lockheed F-16 sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan karena ingin mengurangi kesenjangan perdagangan sebesar US$123,5 miliar.
"Vietnam sudah menunjukkan minat pada pesawat tempur di bawah pemerintahan Biden, tetapi tidak dilanjutkan karena sensitivitas geopolitik dengan China dan Rusia. Pesawat itu akan dibeli untuk menggantikan armada SU-22 yang sudah tua berjumlah sekitar 40 pesawat," tulis mereka dalam laporan pada 15 April.
Perdana Menteri Pham Minh Chinh menegaskan kembali pada Selasa bahwa pemerintah sedang berupaya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang menjadi perhatian AS, terutama mengenai asal-usul barang, dan mengambil langkah-langkah untuk memerangi penyelundupan, penipuan perdagangan, dan barang-barang palsu.
Namun, Vietnam juga perlu mengatasi potensi dampak tarif terhadap ekonomi domestik. Meski Trump menunda tarif tinggi untuk sebagian besar mitra dagang, selain China, Vietnam sudah memberlakukan pungutan sebesar 10% sebagai gantinya.
Dalam catatan Kamis (24/4/2025), Hung dari SSI Securities menjelaskan bahwa lebih banyak langkah pendukung dari pihak berwenang bisa segera diperkenalkan. Misalnya, pinjaman jangka pendek preferensial untuk mendukung bisnis dan langkah-langkah lain untuk meningkatkan konsumsi lokal.
Negara-negara Asia Tenggara lainnya juga berusaha menghindari tarif tinggi. Menteri Perdagangan Malaysia Zafrul Aziz dijadwalkan akan bertemu dengan Greer di Washington, Kamis. Pembicaraan antara Thailand dan AS ditunda setelah Washington meminta Bangkok membahas sejumlah "masalah."
(bbn)





























