Logo Bloomberg Technoz

Dari sisi margin, laba sebelum pajak tercatat sebesar 16,8%, naik lebih dari 10% poin dibanding kuartal sebelumnya, meskipun masih terkoreksi secara tahunan. Marjin kotor juga membaik menjadi 48,2%.

Unilever juga melaporkan peningkatan belanja iklan dan promosi menjadi 9,2% dari total penjualan, seiring upaya memperkuat daya saing merek. 

Beberapa produk andalan seperti Clear, Sunlight, dan Royco diluncurkan ulang dengan pendekatan pemasaran 6P (produk, harga, tempat, promosi, posisi merek, dan kemasan).

Demi menjangkau lebih banyak segmen, Unilever meluncurkan produk di kategori harga terjangkau seperti Rinso kemasan Rp500, serta memperkenalkan varian premium seperti Dove Pro-Ceramide dan Close Up White Now. Di sektor makanan, kampanye kuliner bertema Hari Raya juga digencarkan melalui Bango.

Transformasi distribusi juga menjadi fokus, dengan pemanfaatan aplikasi Sahabat Warung yang kini menyumbang 22% dari penjualan segmen distributive trade. Unilever menyatakan akan terus melanjutkan strategi “reset” di 2025, dengan fokus pada perluasan distribusi, efisiensi biaya, serta eksekusi pasar yang lebih disiplin.

“Kami percaya bahwa langkah-langkah ini akan memberikan fondasi yang lebih kuat bagi pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan. Hasil yang lebih terasa diharapkan mulai paruh kedua tahun ini,” tutup Benjie.

Sebagai informasi, pada perdagangan Kamis (24/4/2025) pukul 09.50 WIB saham UNVR diperdagangkan pada level Rp1.460/saham, naik 2,46%. Dalam sepekan, saham UNVR naik sebesar 10,23% dan dalam sebulan saham UNVR naik 16,40%.

(dhf)

No more pages