Logo Bloomberg Technoz

Risiko Beli Emas di Harga Pucuk, Cermati Hal Ini agar Tidak Rugi

Redaksi
18 April 2025 13:00

Karyawan menunjukkan Logam Mulia di Butik Emas Antam, Pulogadung, Kamis (10/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menunjukkan Logam Mulia di Butik Emas Antam, Pulogadung, Kamis (10/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga emas berulang kali memecahkan rekor termahal baru di tengah ketidakpastian prospek ekonomi ke depan ketika perang dagang memanas menyalakan kewaspadaan di antara para pemilik modal di hampir seluruh penjuru dunia.

Rekor harga emas di pasar internasional maupun domestik akhirnya juga memantik animo investor makin besar untuk membeli komoditas berharga itu. Namun, benarkah membeli emas di kala harganya telah berulang memecahkan rekor seperti saat ini, masih menjanjikan cuan ke depan? 

Dalam psikologis pasar, hal yang lazim terjadi ketika sebuah aset harganya tengah reli apalagi sampai pecah rekor tertinggi baru berkali-kali, banyak pemodal yang tertarik ikut 'gerbong' agar tak ketinggalan potensi cuan yang mungkin masih akan terjadi lagi dari kenaikan harga. 

Sebaliknya, ketika harga sebuah aset terus turun, pemodal dilanda kekhawatiran harganya akan terus ambles hingga memilih ikut keluar agar bisa menghindari kerugian atau membatasinya supaya tak kian besar.

Rekor harga emas di pasar internasional, terakhir kali pecah pada Rabu lalu di level US$ 3.357,78 per troy ounce, membawa torehan kenaikannya mencapai 41% dibanding posisinya setahun silam.