Logo Bloomberg Technoz

"Tidak hanya itu, terdapat peningkatan stok minyak mentah komersial AS pada pertengahan Maret 2025 dibandingkan dengan akhir Februari 2025, sebesar 3,2 juta barel menjadi 437 juta barel, sesuai dengan tren musiman, yaitu turunnya permintaan minyak oleh kilang pengolahan," urainya.

Di samping itu, tingkat pengoperasian kilang AS dan Eropa mengalami penurunan dan memasuki periode pemeliharaan berkala, sebagai persiapan menjelang summer driving season atau liburan musim panas yang akan meningkatkan konsumsi bahan bakar minyak.

Di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh kilang-kilang teapot China, yang merupakan pembeli utama minyak-minyak mentah yang terkena sanksi, seperti dari Rusia dan Iran.

Kilang-kilang kecil di China ini mulai menghentikan pembelian mereka untuk menilai dampak dan risiko dari sanksi yang akan dikenakan AS pada salah satu kilang independen China yang membeli minyak Iran.

"Pelaku perdagangan minyak di Asia menahan diri untuk membeli minyak mentah Iran, dan menunggu perkembangan pembicaraan damai Ukraina-Rusia, yang berpotensi terjadinya pelonggaran sanksi untuk minyak mentah Rusia," imbuh Chrisnawan.

Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Maret 2025 dibandingkan Februari 2025 mengalami penurunan sebagai berikut:

  • Dated Brent turun sebesar US$2,55/barel dari US$75,16/barel menjadi US$72,60/barel.
  • WTI (Nymex) turun sebesar US$3,27/barel dari US$71,21/barel menjadi US$67,94/barel.
  • Brent (ICE) turun sebesar US$3,49/barel dari US$74,95/barel menjadi US$71,47/barel.
  • Basket OPEC turun sebesar US$2,81/barel dari US$76,81/barel menjadi US$74,00/barel.
  • Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar US$3,18/barel dari US$74,29/barel menjadi US$71,11/barel.

(wdh)

No more pages