Logo Bloomberg Technoz

Davis mencontohkan, daripada terlalu fokus pada definisi teknis soal risiko tinggi atau rendah dalam penggunaan platform digital oleh anak, akan lebih strategis bila regulasi memuat contoh konkret tool mitigasi risiko yang telah tersedia di industri. 

"Jika kita dapat memberikan contoh jenis tool yang mengatasi risiko tersebut dan kemudian memasukkan tool tersebut dalam pedoman penerapan [regulasi], kita akan berada dalam posisi yang sangat baik untuk memiliki kolaborasi yang tepat antara pemerintah dan industri untuk memastikan bahwa pemerintah tidak lagi mengatur apa yang ingin mereka capai," papar Davis.

Antigone Davis, VP & Global Head of Safety Meta. (Pramesti Regita Cindy/Bloomberg Technoz)

Sementara itu, Rafael Frankel, Direktur Kebijakan Publik Meta untuk Asia Tenggara menegaskan bahwa metode verifikasi usia di level App Store atau sistem operasi menjadi kunci dari efektivitas implementasi aturan.

"Karena itu akan memainkan peran besar dalam cara kita menyederhanakan penerapan [verifikasi usia] dan membuatnya benar-benar dapat diterapkan. Karena dengan begitu Anda hanya punya satu waktu ketika orang tua membantu melakukan verifikasi usia anak-anak mereka," ungkap Frankel.

Dalam pandangannya, jika pendekatan tersebut dapat dimasukkan dalam peraturan pelaksanaan PP Tunas, maka hal itu akan menjadi kemajuan berarti dalam mewujudkan ekosistem digital yang aman dan sesuai usia di Indonesia. Langkah ini juga dinilai lebih melindungi privasi pengguna.

Usulan Meta bertujuan mencegah pengumpulan data berulang oleh masing-masing aplikasi. Sinyal usia cukup diverifikasi satu kali oleh sistem, lalu dibagikan secara aman ke aplikasi lain. Ia mengingatkan bahwa proses berulang rentan atas risiko kebocoran data.

Pada kesempatan yang sama, sebagai salah satu langkah upaya bagi pengguna platfrom media sosial remaja, Meta turut menghadirkan akun remaja di aplikasi Instagram dalam konferensi pers Cerdas Digital 2025 hari ini, guna meminimalkan kemungkinan remaja berinteraksi dengan orang asing dan terpapar konten negatif.​​​​​​

"Cara kerja akun remaja adalah bahwa remaja secara otomatis ditempatkan dalam perlindungan yang merupakan jenis hal yang telah ditunjukkan oleh orang tua dan pembuat kebijakan sebagai perhatian utama mereka," jelas Davos.

"Misalnya, remaja ditempatkan dalam akun pribadi secara default. Selain itu, remaja ditempatkan dalam pengaturan konten yang paling ketat sehingga mereka mendapatkan pengalaman konten yang sesuai dengan usia."

Sekadar catatan saja, pengaturan akun remaja ini sudah hadir lebih dahulu bagi pengguna di Amerika Serikat (AS) sejak September 2024. Adapun, akun remaja disiapkan untuk membantu pengaturan waktu penggunaan media sosial serta meminimalkan kemungkinan anak-anak serta remaja berinteraksi dengan orang asing dan konten negatif.

Selain itu, Meta klaim menerapkan kebijakan menonaktifkan notifikasi untuk remaja di malam hari, untuk membantu mereka mengatur waktu dan beristirahat. "Kami telah mengambil langkah proaktif untuk mencoba menanggapi kekhawatiran regulator dan orang tua. Bahkan sebelum peraturan ini [PP Tunas] dirampungkan dan diberlakukan."

"Meski begitu, saya pikir apa yang telah kami lakukan seharusnya menempatkan kami dalam kategori risiko rendah dalam peraturan tersebut karena dirancang untuk mengatasi kekhawatiran yang diutarakan dalam peraturan tersebut," pungkas dia.

(wep)

No more pages