Logo Bloomberg Technoz

Langkah AS kemungkinan besar akan dibalas oleh negara-negara yang terkena dampak dari pengenaan tarif bea masuk tinggi. Akibatnya, perang dagang dalam skala global sulit terhindarkan.

Saat perang dagang terjadi, maka arus perdagangan dunia akan terhambat. Alhasil, pertumbuhan ekonomi akan melambat bahkan sudah ada pembicaraan soal resesi.

Emas adalah aset yang dianggap aman (safe haven asset). Saat situasi sedang penuh turbulensi, investor akan memburu emas untuk menyelamatkan diri.

Berbagai bank besar pun bersikap bullish terhadap emas. Terbaru, Goldman Sachs Group Inc memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$ 4.000/troy ons pada pertengahan 2026.

Analisis Teknikal

Lalu bagaimana proyeksi harga emas untuk hari ini? Berapa saja target yang perlu dicermati pelaku pasar?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 70,43.

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Akan tetapi, RSI di atas 70 juga menjadi sinyal sudah jenuh beli (overbought).

Sedangkan indikator Stochastic RSI ada di 77,33. Menghuni area beli (long) yang sangat kuat, bahkan hampir jenuh.

Namun dengan kenaikan yang sudah begitu pesat, harga emas berisiko terkoreksi. Cermati pivot point di US$ 3.238/troy ons.

Dari pivot point tersebut, harga emas bisa menguji support US$ 3.226/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 3.133/troy ons kemungkinan menjadi target selanjutnya.

Adapun target resisten terdekat ada di US$ 3.266/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga emas ke arah US$ 3.273/troy ons.

(aji)

No more pages