Kendati demikian, IKK masih berada di atas 100 yang menandakan konsumen masih percaya diri dalam memandang perekonomian saat ini hingga 6 bulan yang akan datang.
"Optimisme konsumen yang terjaga pada Maret 2025 bersumber dari keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan yang masih berada di atas threshold-nya [>100]," sebagaimana termaktub dalam laporan BI, Selasa (15/4/2025).
Hal ini tecermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Maret 2025 masing-masing tercatat sebesar 110,6 dan 131,7, meski lebih rendah dibandingkan Februari 2025 sebesar 114,2 dan 138,7.
Berdasarkan kelompok pengeluaran responden, keyakinan konsumen pada Maret 2025 tetap optimis untuk seluruh kelompok, dengan IKK tertinggi tercatat pada responden pengeluaran >Rp5 juta (127,9), diikuti oleh pengeluaran Rp4,1-5 juta (123,0) dan Rp3,1-4 juta (120,6). Meski demikian, perkembangan optimisme tersebut menurun dibandingkan kondisi bulan sebelumnya untuk seluruh kelompok pengeluaran.
Pada Maret 2025 persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini tetap kuat, tecermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Maret 2025 sebesar 110,6, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan 114,2 pada bulan sebelumnya.
Tetap kuatnya IKE pada Maret 2025 didukung oleh seluruh komponennya, yaitu Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) sebesar 121,3; Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (IPDG) sebesar 110,2; dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK), yang masing-masing tercatat sebesar 100,3. Namun, angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya masing-masing sebesar 122,7, 113,7, dan 106,2.
Berdasarkan komponennya, keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini terindikasi tetap kuat, bersumber dari kelompok pengeluaran Rp1-2 juta (115,3) dan >Rp5 juta (132,9) yang meningkat, sementara kelompok pengeluaran lainnya tercatat menurun.
Dari sisi pengeluaran, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama Durable Goods tercatat menurun pada mayoritas kelompok pengeluaran, terdalam pada kelompok pengeluaran Rp4,1-5 juta (112,0) dan Rp1-2 juta (102,6). Namun demikian, kelompok pengeluaran >Rp5 juta (118,5) tercatat meningkat sehingga menahan penurunan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods lebih dalam.
Persepsi responden terhadap ekspektasi penghasilan enam bulan ke depan masih berada pada level optimis untuk seluruh kelompok pengeluaran, meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan indeks terutama terjadi pada kelompok pengeluaran Rp2,1-3 juta yang turun dari 137,1 menjadi 124,9.
Pada Maret 2025 rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) dan proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) masing-masing tercatat sebesar 75,3% dan 10,8%, meningkat dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar 74,7% dan 10,6%. Sementara itu, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) di Maret 2025 tercatat sebesar 13,8%, sedikit menurun dibandingkan Februari 2025 sebesar 14,7%.
Proporsi konsumsi terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp1-2 juta (79,0%) dan >5 juta (70,8%). Di sisi lain, porsi pendapatan yang ditabung mengalami penurunan untuk seluruh kelompok pengeluaran, kecuali kelompok pengeluaran Rp2,1-3 juta.
(dov/roy)






























