Logo Bloomberg Technoz

Harga emas di pasar dunia yang belakangan terus melesat dilatari oleh kekhawatiran akan dampak perang dagang yang dikobarkan oleh Amerika Serikat (AS) ke banyak negara, terutama Tiongkok.

Perang dagang yang ditandai dengan pemberlakuan tarif bea masuk untuk barang yang dijual ke AS, yang lalu berbuah tarif balasan dari negara yang disinggung oleh AS, diyakini bisa merusak tatanan rantai pasok dunia hingga memincu perlambatan ekonomi yang mengkhawatirkan, bahkan resesi.

Harga emas memecahkan rekor tertinggi baru dan berpotensi melanjutkan rekor lagi ke depan (Riset Bloomberg Technoz)

Belakangan, ketika investor makin meragukan prospek fiskal AS, dana global juga keluar dari pasar surat utang pemerintah, US Treasury, serta dolar AS, dan mengalihkannya ke emas dan valuta safe haven lain seperti yen juga franc Swiss.

Tidak mengherankan, harga emas semakin 'menyundul langit' di mana kenaikannya di pasar spot global nyaris US$250 hanya dalam sepekan saja, hingga jelang siang ini harganya di US$3.231,24 per troy ounce.

Para analis dari bank investasi besar memperkirakan, rekor harga emas masih mungkin akan kembali pecah dalam waktu dekat, yakni di level psikologis US$3.500 per troy ounce, bahkan hingga posisi US$4.500 per troy ounce.

Dengan demikian, bila menghitung harga saat ini, masih ada peluang kenaikan antara 8,3% hingga 40% untuk menyentuh US$4.500 per troy ounce.

Yang terbaru, Goldman Sachs, memperkirakan harga emas di pasar spot dunia berpeluang menjebol level tertinggi baru di US$3.700 per troy ounce pada akhir tahun ini.

Analis Goldman membeberkan, untuk bisa menyentuh level US$4.000 per troy ounce, perlu dorongan dari pembelian bank sentral terhadap emas sebesar 100 ton per bulan secara konsisten. ETF emas, kontrak investasi kolektif berbasis emas, juga diperkirakan akan menyentuh level pandemi pada akhir tahun ini. 

"Emas cukup masuk akal mendekati US$4.500 pada akhir tahun ini. [Namun] kami melihat ini sebagai peristiwa dengan probabilitas yang sangat rendah, tetapi memasukkannya untuk menggambarkan kenaikan harga emas yang nonlinier," kata Lina Thomas, analis Goldman.

Goldman Sachs. (Bloomberg)

Dalam skenario yang ekstrem, seperti dilansir dari Bloomberg News, sebagian traders meyakini harga emas dunia bisa 'terbang' hingga ke US$4.500 per troy ounce tahun ini. 

"Secara pribadi saya memandang harga emas dan saham terkait emas memasuki periode bullish struktural. Ada banyak sumber di pasar yang mengatakan bahwa Tiongkok aktif menjual Treasury mereka dan mengalihkannya ke emas. Itulah pada akhirnya yang melemahkan dolar AS," kata Charlie Aitken, Direktur Investasi di Regal Partners, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, analisis terbaru yang dilansir oleh Bloomberg Intelligence memperkirakan, harga emas berpeluang menyentuh US$4.000 per troy ounce. 

"Normalisasi harga saham AS yang sudah tinggi telah lama tertunda dan kini mungkin telah dimulai. Analisis kami menunjukkan kemungkinan tingkat pembalikan yang bisa menopang harga emas menuju level resistance berikutnya," kata Mike McGlone, Senior Commodity Strategist Bloomberg Intelligence, dalam catatan pekan lalu.

Pola tipikal yang biasa terjadi mendorong pemulihan volatilitas pasar mungkin akan terjadi seperti pada tahun 2008 yang mengimplikasikan harga emas akan melampaui laju harga saham di bursa AS, menurut Bloomberg Intelligence.

Harga emas potensial bangkit melampaui saham, menuju US$ 4.000 menurut analisis Bloomberg Intelligence.

"Pandangan Bloomberg Economics bahwa saham AS dapat turun 30% dari puncaknya dapat menempatkan indeks saham ke level 4.000. Kemajuan emas telah terhenti di resistance sekitar US$3.000 dan mungkin menghadapi tekanan jangka pendek karena kejatuhan harga saham, tetapi deflasi dari inflasi akan memperkuat harga emas menuju US$4.000 per troy ounce," kata McGlone.

Macquarie Group juga sebelumnya merilis prediksi baru bahwa harga emas kemungkinan akan mencapai US$3.500 pada kuartal kedua tahun ini. Bank of America, Citigroup juga masih bullish untuk emas. Harga emas diperkirakan akan mencapai US$3.500 dalam jangka panjang, menurut BoA. Pembelian emas oleh bank sentral masih akan menjadi salah satu faktor utama yang akan membuat harganya makin melesat.

Perhatikan harga buyback

Bagi investor lokal, penting untuk memahami faktor penggerak harga emas di pasar Indonesia. Selain mengekor harga emas di pasar dunia, kurs dolar AS juga mempengaruhi harga si logam mulia itu.

Hal tersebut karena emas di pasar global dijual dengan satuan dolar AS dan troy ounce. Ketika dijual di Indonesia, harganya dikonversi menjadi rupiah dan satuan gram.

Itu membuat harga emas lokal juga sensitif dengan pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS. Sebagai gambaran, ketika harga emas dunia naik 23% sejak akhir tahun 2024, kurs dolar AS di Indonesia juga melemah 4%. 

Alhasil, di pasar domestik, harga emas Antam sebagai salah satu acuan harga emas dalam negeri, tercatat naik 25,7%, melampaui kenaikannya di pasar dunia. Faktor kurs dolar AS cukup besar mengerek lebih tinggi harga emas.

Pelanggan menunggu panggilan antrean pembelian logam mulia di Butik Emas Antam, Pulogadung, Kamis (10/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Ketika dolar AS mahal, harga emas lokal bisa makin mahal bahkan ketika pergerakan emas di pasar global stagnan. Sebaliknya, harga emas lokal berpotensi turun hanya ketika kurs dolar AS melemah dan harga komoditas logam itu juga turun di pasar dunia.

Selain itu, untuk mendapatkan harga terbaik pembelian emas, perhatikan juga analisis teknikal. Sebuah harga emas sulit untuk terus merangkak naik terus. Akan ada jeda kenaikan ketika sebuah aset memasuki wilaya jenuh beli. Biasanya akan ada penurunan secara teknikal. Beli ketika harga sedang turun akan lebih potensial memberi untung ke depan.

Juga, penting untuk diingat para investor emas, ketika berinvestasi emas di pasar dalam negeri para investor wajib mencermati harga buyback yang dibanderol oleh penjual emas.

Harga buyback menjadi acuan bila seorang investor ingin mencairkan simpanan emasnya atau profit taking emas.

Gambarannya seperti ini, bila seorang investor membeli emas Antam akhir tahun lalu di harga Rp1.515.000 per gram, potensi untung yang bisa diraih bila menjual emasnya hari ini adalah sebesar 15,2%.

Hal ini lantaran harga yang diacu adalah buyback price yang dibanderol di Rp1.746.000 per gram hari ini, bukan harga jual emas Antam yang sudah di Rp1,9 jutaan itu.

Kenaikan harga buyback cenderung lebih rendah dibanding kenaikan harga jual yang ditetapkan oleh produsen emas. Alasannya, produsen menetapkan margin untung yang ingin dia ambil dari jual beli emas.

Supaya bisa mendapatkan untung maksimal, para investor emas sebaiknya memperlakukan emas sebagai investasi jangka panjang. Itu juga karena kenaikan harga buyback cenderung lebih lambat dibanding kenaikan harga jual emas. Jadi, pastikan memakai dana dingin bila ingin berinvestasi di emas supaya ketika kelak harus menjualnya lagi, keuntungan yang diharapkan bisa berbuah cukup besar.

Berikut ini gambaran potensi keuntungan para investor emas berdasarkan harga buyback emas Antam hari ini di level Rp1.746.000 per gram:

Periode pembelian emas Antam Harga beli emas Antam (per gram) Potensi untung/rugi bila emas Antam dijual hari ini
14 April 2015 (10 tahun lalu) Rp548.000  218,7%
14 April 2020 (5 tahun lalu) Rp948.000 84,2%
14 April 2024 (Setahun lalu) Rp1.310.000 33,3%
31 Desember 2024 (Akhir tahun lalu) Rp1.515.000 15,2%

Riset Bloomberg Technoz

Disclaimer:

Segala keputusan pembelian atau penjualan atas sebuah aset yang dilakukan setelah membaca artikel ini, berikut konsekuensinya, menjadi tanggung jawab sepenuhnya pembaca. Bloomberg Technoz tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan yang diambil setelah pembaca membaca artikel ini.

(rui/aji)

No more pages