Toru Fujioka - Bloomberg News
Bloomberg, Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda mengisyaratkan ia mengambil pendekatan wait and see dalam memutuskan kebijakan, sembari menunggu kejelasan tarif AS lebih lanjut. Ueda berjanji akan terus menjalankan kebijakan dengan tepat.
"Sikap kami ialah menjalankan kebijakan dengan tepat, dengan menilai secara cermat ketidakpastian yang tersisa seputar tarif dan memantau ekonomi, inflasi, dan pasar keuangan sembari kami menyusun pandangan kami," kata Ueda di parlemen, Rabu (9/4/2025).
Ueda menanggapi pertanyaan dari Kenji Nakanishi, anggota parlemen dan mantan eksekutif JPMorgan Securities di Jepang, yang meminta gubernur untuk menyampaikan pesan yang tegas.
Nakanishi mengutip contoh mantan Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi, yang berjanji akan melakukan "apa pun yang diperlukan" saat kawasan Eropa dilanda krisis utang.
Ucapan Ueda menunjukkan BOJ masih menunggu untuk melihat bagaimana tarif AS berkembang sebelum menilai dampak potensial di dalam dan luar negeri dan respons yang diperlukan.
Pada Rabu, AS akan mulai mengenakan pungutan resiprokal pada barang-barang dari Jepang sebesar 24%, tindakan tambahan dari tarif 25% pada mobil dan baja yang diterapkan sebelumnya.
Indeks Nikkei jatuh pada Rabu pagi, menandai masih adanya kegelisahan, setelah bergerak liar awal pekan ini. Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyebut tarif sebagai "krisis nasional" menjelang pembicaraannya dengan Presiden Donald Trump, di mana kedua pemimpin sepakat untuk mengadakan negosiasi.

Menyusul pengumuman tarif Trump, para ekonom fokus pada apakah BOJ bisa melanjutkan proses normalisasi dengan kenaikan suku bunga tahun ini, sangat kontras dengan awal pekan lalu, saat beberapa pihak memperkirakan potensi kenaikan paling cepat pada keputusan berikutnya 1 Mei mendatang.
Menurut indeks swap semalam, para traders saat ini melihat kurang dari sepertiga peluang kenaikan suku bunga BOJ tahun ini, turun dari lebih dari 50% awal pekan lalu.
BOJ telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali sejak Maret tahun lalu. Ditanya mengenai langkah yang diambil hingga saat ini, Ueda mengatakan, "Kami telah menaikkan suku bunga secara bertahap hingga saat ini karena jika kami terus mempertahankan suku bunga rendah, sementara tren ekonomi dan harga membaik, ada risiko bahwa tingkat pelonggaran moneter bisa jadi berlebihan, dan dalam beberapa kasus, laju inflasi bisa meningkat."
(bbn)