Logo Bloomberg Technoz

Meski mencetak pertumbuhan pada laba sebelum pajak, GJTL terbebani oleh kenaikan beban keuangan dan rugi selisih kurs Rp34,8 miliar. Total aset perusahaan naik menjadi Rp20,56 triliun, dengan kas dan setara kas yang melonjak 50,3% menjadi Rp1,04 triliun.

Terkait prospek ke depan, Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi Riawan, mengungkapkan bahwa industri ban Indonesia di 2025 memiliki dinamika yang menarik.

“Permintaan domestik diperkirakan tetap solid, khususnya dari pasar replacement yang selama ini menjadi penyumbang terbesar bagi penjualan ban. Sementara itu, ekspor berpotensi tumbuh seiring diversifikasi pasar global dan penguatan penetrasi produsen lokal ke AS dan Eropa,” ujar Reza  kepada Bloomberg Technoz, Rabu (9/4/2025).

Meski demikian, Reza mengingatkan bahwa industri ini tetap menghadapi tantangan besar. Volatilitas harga bahan baku, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta risiko proteksionisme global menjadi faktor yang dapat menekan margin dan kinerja ekspor.

Terkait tren kendaraan listrik, menurut Reza, segmen ini membuka peluang tersendiri di produk ban khusus. Namun, peluang tersebut juga menuntut kesiapan dari sisi inovasi dan riset.  “Tren ini perlu investasi besar dan waktu adaptasi yang tidak singkat,” tutur dia.

Dari sisi permintaan, tren penjualan mobil nasional diprediksi masih akan menopang segmen Original Equipment Manufacturer (OEM). Namun, Reza menilai pasar replacement tetap menjadi penopang utama, dengan volume yang relatif lebih stabil.

“Setiap emiten punya ketahanan fundamental dan posisi yang berbeda dalam menyikapi tantangan ini. Investor sebaiknya selektif melihat peluang di sektor ini,” tambah Reza.

Reza sendiri melihat bahwa sektor berbasis konsumsi dan ekspor, seperti industri ban, masih menyimpan potensi, terutama bagi investor jangka menengah-panjang. Strategi bottom-up terhadap emiten berfundamental sehat dan diversifikasi portofolio menjadi kunci untuk bertahan di tengah kondisi pasar yang dinamis.

(wep)

No more pages