Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Koreksi dalam terjadi di pasar saham Indonesia, dipicu ketegangan tarif Presiden Donald Trump. Usai berakhirnya libur panjang Idulfitri 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada kisran 5.914,29 bahkan tercatat berada di level terendah harian 5,882,6 pada sesi I perdagangan, Selasa (8/4/2025).

Bursa Efek Indonesia (BEI) segera mengaktifkan trading halt atau penghentian sementara perdagangan karena koreksi lebih dari 9%. Persentase trading halt diketahui mengalami diubah dari sebelumnya 5% menjadi 8% dengan tujuan memberi ruang likuiditas lebih luas bagi investor dalam menentukan strategi investasi dengan mempertimbangkan informasi yang ada.

"Selasa, 8 April 2025 telah terjadi penghentian sementara sistem perdagangan di BEI pada pukul 09:00:00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Perdagangan akan dilanjutkan kembali pada pukul 09:30:00 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan. Tindakan ini dipicu oleh penurunan IHSG yang mencapai 8%," tulis BEI dalam pernyataan resmi.

"BEI melakukan upaya ini untuk menjaga perdagangan saham yang teratur, wajar, dan efisien sesuai dengan Peraturan Nomor II-A tentang Transaksi Efek Bersifat Ekuitas dan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direksi BEI nomor Kep-00002/BEI/04-2025."

Trading halt pada Selasa pagi hari ini merupakan kali kedua terjadi dalam dua bulan terakhir. Sebagai gambaran, circuit breaker sempat BEI aktifkan pada perdagangan sesi I, 18 Maret 2025. Kala itu rekor penurunan harian IHSG 325,04 poin atau setara 5,02%.

Pada trading halt sebelumnya sesuai Surat Perintah Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal II-A OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Nomor S-274/PM.21/2020; penghentian perdagangan saham selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lebih dari 5%; Dilanjutkan 30 menit ‘halt’ jika IHSG terus koreksi lebih dari 10%; hingga trading suspend jika IHSG mengalami penurunan lanjutan sampai lebih dari 15%.

Namun hasil revisi peraturan, batasan persentase ARB “disesuaikan menjadi 15% “bagi Efek berupa saham pada Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Ekonomi Baru, kemudian Exchange-Traded Fund (ETF), serta Dana Investasi Real Estat (DIRE) untuk seluruh rentang harga,” terang Sekretaris BEI, Kautsar Primadi, Selasa (8/5/2025).

Proyeksi IHSG Selasa 8 April di Tengah Trading Halt

IHSG yang langsung terkoreksi tajam sesaat perdagangan dibuka pagi ini merupakan reaksi dari kejatuhan bursa-bursa utama dunia dan regional sebelumnya, di kala pasar ekuitas Indonesia masih libur Lebaran 2025. BEI baru aktif pada Selasa (8/4/2025) dan para trader langsung melakukan aksi jual secara masif.

Berdasarkan data Bloomberg, pemberat (laggard) pasar saham Indonesia pada awal sesi I di antaranya; Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menekan 26,28 poin, Bank Central Asia (BBCA) menekan 18 poin, Bank Mandiri (BMRI) menekan 25,17 poin, Telkom Indonesia (TLKM) menekan 25,17 poin, serta DCI Indonesia (DCII) menekan 38,46 poin.

Di kumpulan saham LQ45 ada PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), serta PT Vale Indonesia Tbk (INCO),  yang turun lebih dari 10%, juga membebani IHSG hari ini.

Hingga perdagangan pukul 10.15 waktu Indonesia pasar terkoreksi lebih dalam pada kisaran 568,5 poin (9,5%) ke level 5.942,43. IHSG sempat berada di level terendah di 5.882,6.

Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa aksi Trump saat Liberation Day diproyeksikan akan memperlambat pertumbuhan dan investasi di seluruh Asia secara umum. Efek lain adanya dorongan dari regulator moneter juga menurunkan tingkat buga mereka.

Sebagai catatan, Vietnam dan Thailand yang paling terpapar, sementara Indonesia dan India tetap relatif terisolasi.

Khusus Indonesia, pengambil kebijakan diketahui tengah berupaya negosiasi dengan AS terkait keputusan  tarif resiprokal terhadap produk made in Indonesia adalah 32% karena bakal menghantam komoditas unggulan seperti tekstil, elektronik, dan minyak kelapa sawit.

(rtd/wep)

No more pages