Logo Bloomberg Technoz

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 74,25.

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun waspada, karena RSI emas sudah di atas 70 yang berarti masuk fase jenuh beli (overbought).

Sinyal overbought kian terkonfirmasi dengan indikator Stochastic RSI yang sudah berada di 92,48. Sudah di atas 80, yang berarti jenuh beli.

Oleh karena itu, sepertinya investor perlu waspada akan risiko penurunan harga emas. Maklum, kenaikannya sudah begitu tinggi sehingga akan datang masanya untuk konsolidasi.

Cermati pivot point di US$ 3.021/troy ons. Jika tertembus, maka kemungkinan harga emas akan menguji support terdekat di US$ 2.960/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5.

Support berikutnya adalah MA-10 di US$ 2.905/troy ons.

Adapun target resisten terdekat adalah US$ 3.030/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mendongkrak harga emas menuju US$ 3.078/troy ons.

Potensi Emas

Sejumlah institusi masih memasang pandangan bullish terhadap emas. Salah satunya adalah Macquarie Group Ltd.

“Kami masih berpandangan bahwa ada perkembangan akan membuat emas bullish. Saya belum melihat bahwa reli harga emas sudah masuk fase jenuh,” tegas Marcus Garvey, Head of Commodities Strategy di Macquarie, seperti dikutip Bloomberg News.

Citigroup Inc juga memiliki pandangan serupa. Max Layton, Analis Citigroup, melihat kini emas tidak hanya diburu oleh bank sentral atau korporasi, tetapi juga rumah tangga,

“Ada banyak bukti bahwa bank sentral dan orang-orang kaya membeli emas dalam 12-18 bulan terakhir sebagai lindung nilai terhadap risiko di pasar keuangan. Namun rumah tangga belum terlalu besar, dan mereka kemungkinan akan mulai melakukannya,” jelas Layton.

Pandangan serupa juga dimiliki oleh Bank of America Corp. Michael Widmer, Head of Metals Research di Bank of America, memperkirakan harga emas mungkin akan mengalami koreksi dalam waktu dekat karena investor tentu ingin mencairkan keuntungan. 

“Namun dalam jangka panjang, harga emas masih bisa naik sampai US$ 3.500/troy ons,” ujar Widmer.

(aji)

No more pages