Logo Bloomberg Technoz

Reynaldi menjelaskan tren kenaikan harga telur yang terjadi beberapa pekan terakhir diakibatkan oleh dua faktor. Pertama, faktor produksi yang meliputi tingginya harga jagung untuk pakan ternak.

Saat ini harga jagung dengan kadar air 17%—18% untuk pakan ternak sudah menembus Rp5.800/kg. Adapun, berdasarkan acuan pemerintah, harga jagung dengan kadar air tidak lebih 15% seharusnya tidak lebih dari Rp5.000/kg.

Kedua, faktor distribusi yang tidak wajar. "Biasanya telur didistribusikan ke pasar, tetapi banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar atau permintaan di luar pasar sehingga supply and demand di pasar terganggu dan menyebabkan harga terus merangkak naik," tutur Reynaldi.

Telur ayam di pasar. (Dimas Ardian/Bloomberg)


Dia juga menambahkan kappi belakangan ini juga melihat adanya permintaan yang cukup tinggi, tidak terkecuali oleh lembaga atau instansi pemerintah. Alhasil, ketersediaan telur di pasar saat ini menjadi terganggu.

Di tempat terpisah, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri tidak menampik memang terjadi kenaikan harga telur di pasaran.

Berdasarkan pantauan yang dia lakukan di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Rabu (18/5/2023), harga seluruh barang kebutuhan pokok terpantau stabil kecuali telur yang mencapai Rp 31.000/kg.

"Harga telur sedikit di atas harga acuan. Hal ini dimungkinkan dari faktor harga pakan ayam atau biaya distribusi," kata Kasan melalui keterangan resminya.

Untuk itu, saat ini Kemendag masih terus melakukan penelusuran ke sentra-sentra produksi telur untuk mencari solusi atas tingginya harga telur. Otoritas perdagangan juga terus memantau kondisi pasar dan permintaan masyarakat.

(rez/wdh)

No more pages