Logo Bloomberg Technoz

Menurut Todotua, ke depannya, penggunaan produk hilir batu bara sebagai sumber energi juga akan mendorong Indonesia masuk ke masifikasi industrialisasi dan manufaktur.

“[Melalui hilirisasi batu bara], kita bisa memiliki strategi kompetitif yang jauh lebih baik,” tegasnya. 

Tak Hanya DME

Todotua mengelaborasi proyek hilirisasi batu bara sebagian akan dibiayai oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Selain untuk gasifikasi menjadi DME, proyek lainnya adalah hilirisasi batu bara menjadi metanol dan amonia.

Untuk gasifikasi menjadi DME, lanjutnya, pemerintah bertujuan mensubstitusi gas minyak cair atau liquefied petroleum gas (LPG) yang selama ini banyak didatangkan dari impor dengan nilai rata-rata Rp7 triliun per tahun.

“Diharapkan, bila program ini bisa terlaksana, kita bisa mengurangi impor LPG ke depannya,” ujar Todotua.

Sementara itu, untuk metanol, sudah ada beberapa korporasi batu bara nasional yang berkomitmen mengembangkan hilirisasi batu bara menjadi produk bahan baku biofuel tersebut. 

Lima Proyek Hilirisasi Batu Bara yang Disetujui Pemerintah (Bloomberg Technoz/Asfahan)

“Metanol kita masih mengimpor 1,8 juta ton per tahun. Pada Januari, Kementerian ESDM sudah menaikkan standar biodiesel menjadi B40. Hitungan keuangan saya sih, apabila suplai metanol dalam negeri tidak berkembang, kita bisa akan impor 2,3—2,5 juta ton metanol per tahun. Sedangkan, metanol ini salah satu bahan yang dipakai untuk mengolah biofuel,” kata Todotua.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya mensinyalir gasifikasi batu bara menjadi DME akan memakan porsi investasi terbesar dari proyek hilirisasi tahap pertama yang akan didanai oleh Danantara.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan nilai investasi gasifikasi batu bara menjadi DME ditaksir mencapai US$11 miliar atau sekitar Rp180,8 triliun dari total investasi untuk sekitar 21 proyek hilirisasi—yang kini telah dinaikkan menjadi 30 proyek— tahap pertama yang menembus Rp659,2 triliun.

Tri memerinci proyek hilirisasi dari sektor pertambangan akan mencakup 4 proyek hilirisasi batu bara menjadi DME, 1 proyek hilirisasi besi, 1 proyek hilirisasi alumina, 1 proyek hilirisasi alumunium, 2 proyek hilirisasi tembaga, dan 2 proyek hilirisasi nikel. 

“Paling gede DME. Proyek DME-nya 4, itu [nilai investasinya] sekitar US$ 11 miliar,” ujar Tri ditemui di kantornya, Selasa (4/3/2025).

(wdh)

No more pages