Dalam paparannya, Anggito menjelaskan penerimaan pajak bruto sampai dengan Februari 2025 sebesar Rp298,87 triliun. Angka ini terdiri dari Rp159,05 triliun pada Januari dan Rp139,82 triliun pada Februari, sekaligus turun 9,38% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan Rp329,8 triliun pada Januari-Februari 2024.
Anggito menjelaskan penyebab penurunan penerimaan pajak Januari-Februari 2025 karena harga komoditas yang melambat. Beberapa harga komoditas utama yang melambat antara lain batu bara (-11,8%), minyak mentah Brent (-5,2%) dan nikel (-5,9%).
"Kalau kita lihat kenapa Januari-Februari lebih rendah? karena dua faktor. Faktor penurunan harga komoditas utama dan ada juga faktor administrasi," ujarnya.
(wep)
No more pages