Logo Bloomberg Technoz

Menurut Oscar keputusan ini punya dampak politik yang signifikan. Pasalnya, Trump memasukkan Solana, BTC, dan Ethereum sebagai bagian dari aset Stockpile. 

"Kita nggak bisa membantah bahwa tiga coin itu dari visi manajemennya memang men-support Trump pada saat itu. Political capital juga berarti. Tapi di satu sisi, kita juga nggak bisa membantah bahwa proyek XRP itu salah satu proyek kuat di blockchain," kata Oscar. 

Selain itu, Oscar menambahkan bahwa keputusan AS untuk tidak menjual Bitcoin juga akan mengurangi tekanan jual di pasar. "Minimal itu [Bitcoin] nggak dijual, karena kemarin itu kan, kalau yang terpilih presiden yang lain, itu mungkin udah habis, sudah pecah pasar sebenarnya," jelasnya.

Lebih lanjut, edukator kripto Timothy Ronald membandingkan langkah ini dengan kejadian ETF Futures tahun 2021, yang menurutnya baru permulaan. ETF adalah singkatan dari Exchange-Traded Fund, yaitu wadah investasi yang berisi kumpulan aset seperti saham, obligasi, komoditas, atau mata uang. ETF dapat dibeli dan dijual di bursa saham seperti saham biasa. 

"Ekspektasinya pasar kan, tapi ini menurut saya akan mirip seperti ETF Future 2021. Ini belum yang aslinya, dua tahun, tiga tahun lagi mungkin ada negara lain yang mengikuti. Bisa jadi Turki, atau negara dengan penduduk besar lainnya yang mengadopsi strategic reserve," kata Timothy.

Saksikan video Bloomberg Technoz Podcast - TechnoZone yang bertajuk “Timothy Ronald & Oscar Darmawan: AS Serok Bitcoin, RI Kebingungan” di Bloombergtechnoz.com bersama Host Pandu Sastrowardoyo, Co-Host Whery Enggo Prayogi dan Narasumber Timothy Ronald, Crypto Key Opinion Leader, serta Oscar Darmawan, Chief Executive Officer Indodax.


(prc/wep)

No more pages