Logo Bloomberg Technoz

Pergerakan saham-saham keuangan, saham perindustrian, dan saham infrastruktur menjadi pemberat laju IHSG dengan melemah mencapai 1,35%, 0,72% dan 0,31%.

Adapun saham-saham keuangan yang terbenam di zona merah adalah, saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) ambles 17,1%, saham PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) jatuh 16,3%. Saham PT Bank India Indonesia Tbk (BSWD) drop 9,95%.

Senada, saham perindustrian juga jatuh hingga menjadi pemberat IHSG, saham PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK) terpeleset 10%, saham PT Green Power Group Tbk (LABA) kehilangan 9,55%. Saham PT 
Singaraja Putra Tbk (SINI) melemah 5,47%.

Saham-saham LQ45 juga terbenam dan bergerak pada teritori negatif i.a, saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) drop 3,85%, saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) melemah 2,31%. Saham PT Astra International Tbk (ASII) terdepresiasi 2,08%.

APBN Defisit Rp31 T di Februari

Hari ini, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati memaparkan perkembangan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Hingga 28 Februari, APBN 2025 membukukan defisit, di mana capaian pendapatan negara senilai Rp316,9 triliun di kala belanja negara mencapai Rp348,1 triliun.

Alhasil, terjadi defisit sebesar Rp31,2 triliun yang setara 0,13% dari Produk Domestik Bruto (PDB) sampai dengan realisasi APBN hingga tanggal 28 Februari.

Secara lebih detail, Sri Mulyani memaparkan, pendapatan negara sampai Februari adalah 10,55% dari APBN. Angka sebesar Rp316,9 triliun itu terdiri atas penerimaan perpajakan Rp240,4 triliun, dengan Rp187,8 triliun merupakan penerimaan pajak, kemudian Rp52,6 triliun adalah kepabeanan dan cukai. Lalu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat Rp76,4 triliun sampai Februari.

Adapun sisi belanja negara, terungkap belanja pemerintah pusat mencapai Rp211,5 triliun terdiri atas belanja Kementerian/Lembaga yaitu Rp83,6 triliun dan belanja non KL sebesar Rp127,9 triliun. Sedangkan transfer ke daerah adalah sebesar Rp136,6 triliun.

Dalam hal ini, tak seperti biasanya, APBN sudah mengalami defisit pada awal tahun, mencapai Rp31,2 triliun atau 0,13% terhadap PDB. Hal ini berbeda dengan kondisi APBN pada Februari 2024 yang mengalami surplus sebesar Rp26 triliun atau mencapai 0,63% terhadap PDB.

Sementara itu, pembiayaan anggaran tercatat Rp220,1 triliun, lebih tinggi dibanding pembiayaan anggaran pada periode yang sama tahun lalu, Rp184,3 triliun.

“Untuk posisi 2025 Februari, keseimbangan primer dalam posisi surplus Rp48,1 triliun. Dalam APBN Undang-Undang nanti kalau terlaksana semua adalah Rp63,3 defisit jadi masih positif. Dari total keseimbangan terjadi defisit Rp31,2 triliun untuk posisi Februari atau ini sebesar 0,13% dari PDB. Saya ingatkan kolom sebelahnya APBN didesain defisit Rp616,2 triliun jadi ini  defisit 0,13% tentu masih dalam target desain APBN sebesar 2,53%,” kata Sri Mulyani.  

Adapun pasar saham Asia bergerak bervariasi pada perdagangan siang hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong drop 1,19% Shanghai Composite melemah 0,66%, indeks Kospi drop 0,45%, dan Strait Times Singapore merah 0,01%. Sementara itu, FTSE KLCI Malaysia menguat 1,49%, dan NIKKEI 225 hijau 0,13%.

(fad)

No more pages