Pada Senin (10/3/2025), Menteri Pertanian Israel Avi Dichter dan seorang anggota kabinet keamanan menyampaikan kritik terhadap Boehler lewat Radio Israel.
"Ini adalah langkah yang — meski niat di baliknya sangat baik — eksekusinya sangat buruk, sangat bermasalah," katanya. "Sangat berbahaya saat Anda melakukan tindakan tanpa mengetahui dan tanpa berkoordinasi dengan pihak Israel."
Para pejabat Israel telah berulang kali menegaskan bahwa, saat perbedaan muncul antara mereka dan AS selama pemerintahan mantan presiden Joe Biden, Hamas bersikeras atas pendiriannya. Mereka senang saat Trump terpilih pada November, mengatakan kedua negara akan bekerja sama untuk menghancurkan kelompok Palestina tersebut.
Terlepas dari pembicaraan langsung dengan Hamas, Boehler mengatakan kepada beberapa saluran televisi Israel pada Minggu bahwa hubungan AS-Israel sangat kuat, tidak terancam.
Dalam wawancara radio pada Senin, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan "Israel 100% berkoordinasi dengan pemerintahan AS." Bahkan ia menambahkan, AS tidak dapat bernegosiasi atas nama warga Israel.
Smotrich, anggota sayap kanan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, baru saja kembali dari kunjungan yang sangat produktif dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent. Di era Biden, Smotrich dijauhi oleh Washington, tidak bisa memperoleh undangan.
Dalam wawancaranya di Israel, Boehler mengatakan ia tidak hanya fokus pada sandera AS yang masih hidup dan empat sandera yang sudah meninggal dunia saat ditahan oleh Hamas. Tujuannya ialah semua sandera dipulangkan.
Ia mengatakan Hamas menawarkan untuk menukar mereka dengan imbalan gencatan senjata selama 10 hingga 15 tahun dan meletakkan senjata.
Dichter mengatakan pembicaraan semacam itu adalah bukti kenaifan dan utusan AS tersebut kurang memahami wilayah tersebut atau Hamas.
"Saya pikir siapa pun yang mengira Hamas akan melucuti senjatanya, tidak mengenal Hamas dan tidak mengetahui ideologinya," tambahnya. Organisasi tersebut telah mengisyaratkan kesediaan untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya, tetapi tidak dengan roket dan senjatanya.
Negosiasi Gencatan Senjata
Tim negosiasi Israel akan menuju Qatar hari ini untuk terlibat dalam pembicaraan tidak langsung dengan Hamas, yang ditengahi oleh pejabat Mesir, Qatar, dan AS. Steve Witkoff, utusan Trump untuk Timur Tengah, diperkirakan akan bergabung.
Sementara itu, Israel mengatakan mereka sedang bersiap untuk kembali berperang melawan Hamas, jika diperlukan. Sebagian besar warga Israel mengatakan tidak ingin kembali berperang karena mereka ingin prioritas diberikan untuk mengembalikan 59 sandera yang tersisa, 24 di antaranya diperkirakan masih hidup.
Perang dimulai pada Oktober 2023 ketika ribuan anggota Hamas menyeberang ke Israel, menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 orang. Menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, serangan balasan Israel telah menewaskan 48.000 warga Gaza.
Fase pertama gencatan senjata selama 42 hari berakhir lebih dari seminggu yang lalu. Sekitar 33 sandera dan hampir 2.000 tahanan Palestina telah dibebaskan, serta bantuan ke Gaza bisa masuk. Sejak saat itu, upaya untuk mencapai fase kedua buntu, di mana Israel melarang bantuan masuk ke wilayah berpenduduk 2 juta jiwa tersebut.
(bbn)


































