Pemerintahan Trump berpendapat bahwa kesepakatan ini merupakan bentuk komitmen ekonomi AS terhadap keamanan Ukraina, sementara Trump terus menekan Zelenskiy agar menyetujui gencatan senjata dengan Rusia. Namun, kebijakan Trump terhadap Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran di Eropa mengenai bagaimana Ukraina dapat mempertahankan militernya di masa depan.
Ketika ditanya apakah ia akan “merasa nyaman” jika Ukraina tidak bisa bertahan sebagai negara merdeka, Trump menjawab bahwa Ukraina “mungkin tidak akan bertahan juga.”
“Tapi kita juga punya kelemahan terhadap Rusia,” tambahnya. “Ini butuh kesepakatan dari kedua belah pihak.”
Sejak pertemuan yang penuh ketegangan di White House, Trump telah menangguhkan bantuan militer dan intelijen sebagai cara untuk membujuk Zelenskiy agar menyetujui gencatan senjata dan memulai negosiasi untuk mengakhiri invasi Rusia yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Pada Kamis, Zelenskiy akhirnya memberi sinyal bahwa ia terbuka terhadap gencatan senjata, asalkan Rusia menghentikan serangan udara dan operasi angkatan lautnya. Ini menjadi indikasi pertama bahwa Ukraina mungkin mempertimbangkan penghentian pertempuran.
(bbn)
































