Logo Bloomberg Technoz

Selama beberapa dekade, China mencoba menjaga defisit resmi tidak lebih dari 3% dari PDB untuk menunjukkan disiplin fiskal. Melewati garis merah implisit tersebut menandakan Presiden Xi Jinping bersedia mengambil langkah-langkah tidak konvensional untuk meningkatkan permintaan domestik karena perang dagang dengan Donald Trump mengancam ekspor, yang menyumbang hampir sepertiga dari ekspansi ekonomi tahun lalu.

Defisit, yang merujuk pada kesenjangan antara pendapatan dan pengeluaran nasional, naik ke rekor 9,9% dari PDB, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan anggaran publik China dan anggaran dana yang dikelola pemerintah. Kesenjangan fiskal yang melebar menyoroti keinginan Beijing untuk menstabilkan pertumbuhan.

Defisit lebar yang direncanakan untuk tahun 2025 naik ke rekor tertinggi. (Bloomberg)

Pemerintah akan menerbitkan obligasi khusus bertenor ultra-panjang senilai 1,3 triliun yuan, lebih tinggi dari satu triliun yuan yang dijual tahun lalu.

Sekitar 300 miliar yuan akan mendanai program tukar tambah yang menyubsidi pembelian mobil, peralatan, dan barang-barang rumah tangga, yang jumlahnya dua kali lipat dari tahun lalu. Peningkatan itu menandakan penekanan pada peningkatan belanja konsumen, meski beberapa ekonom mempertanyakan keberlanjutan inisiatif tersebut.

"Program tukar tambah adalah kebijakan jangka pendek dan dampaknya akan berkurang dengan cepat karena program ini lebih menyasar pada barang-barang yang tahan lama dibandingkan dengan jasa," ujar Lu Ting, kepala ekonom China di Nomura Holdings Inc.

Laporan kerja ini memberikan kesempatan pertama, sejak Trump menjabat sebagai presiden, pada para pemimpin Partai Komunis untuk mengungkap blueprint mereka dalam melindungi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini dari tarif dan pembatasan investasi.

Sebelumnya, Beijing melanjutkan responsnya yang hati-hati terhadap pungutan AS — yang dinaikkan menjadi 20% sejak Februari — di mana bea masuk ditargetkan untuk menghindari dampak negatif terhadap ekonomi China.

Laporan ini merinci berapa banyak yang akan dipinjam pemerintah tahun ini karena janjinya akan meningkatkan kekuatan belanja fiskal "secara tajam":

  • 1,3 triliun yuan obligasi khusus bertenor sangat panjang
  • Tambahan 500 miliar yuan utang pemerintah khusus untuk menambah modal di bank-bank negara
  • 4,4 triliun yuan surat utang lokal khusus untuk provinsi-provinsi di China, lebih tinggi dari 3,9 triliun yuan pada tahun 2024
  • Total kuota obligasi sebesar 11,86 triliun yuan, lebih tinggi 2,9 triliun yuan dibandingkan tahun lalu

Obligasi tujuan khusus tidak dimasukkan ke dalam defisit resmi, tetapi diawasi ketat oleh para investor untuk mengukur kekuatan stimulus fiskal secara keseluruhan.

Menurut laporan kerja tersebut, dari 11,86 triliun yuan total kuota obligasi pemerintah yang ditetapkan untuk tahun ini, 6,66 triliun yuan akan dipinjam oleh pemerintah pusat atau 56% dari jumlah keseluruhan.

China telah mengalihkan pinjaman baru ke tingkat pusat dalam beberapa tahun terakhir karena risiko utang di pemerintah daerah meningkat. Meski jumlah obligasi pemerintah yang beredar kurang dari 30% dari PDB nasional, beberapa ekonom memperkirakan utang pemerintah daerah mencapai 100% dari indikator ekonomi.

Menteri Keuangan Lan Fo’an dan pejabat lainnya mengatakan pemerintah pusat memiliki “ruang yang besar” untuk meminjam lebih banyak dan memperbesar defisit resmi. Beberapa ahli telah memperingatkan agar defisit fiskal tidak terus membengkak dalam jangka panjang karena khawatir akan beban pembayaran utang dan risiko inflasi.

(bbn)

No more pages