Logo Bloomberg Technoz

Selain Efek HBA, Ini Alasan Ekspor Batu Bara RI Rawan Anjlok 2025

Redaksi
04 March 2025 13:50

Coal stockpile./Bloomberg-Prashanth Vishwanathan
Coal stockpile./Bloomberg-Prashanth Vishwanathan

Bloomberg Technoz, Jakarta – Analis komoditas berpandangan permintaan batu bara Indonesia pada 2025 berpotensi stagnan, khususnya akibat penurunan impor dari China. Kondisi ini diperparah dengan adanya kewajiban penggunaan harga batu bara acuan (HBA) dalam kegiatan ekspor komoditas tersebut. 

Vice President, Head of Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menjelaskan permintaan batu bara China yang diestimasikan stagnan tahun ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. 

Konsumsi batu bara China—yang juga negara tujuan ekspor terbesar batu bara RI — diperkirakan hanya tumbuh 0,02% secara anual menjadi 4,94 miliar ton pada 2025, sedangkan India tumbuh 3,65% menjadi 1,36 miliar ton, berdasarkan data International Energy Agency (IEA). 


“Adanya demand [China] yang mengalami stagnasi serta kebijakan pengenaan harga batu bara untuk ekspor dengan HBA akan cenderung memberikan tekanan untuk eksportir,” katanya saat dihubungi, Selasa (4/3/2025). 

Indonesia merupakan eksportir batu bara terbesar di dunia dan bergantung pada bahan bakar ini untuk kebutuhan listriknya. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Adapun, Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batubara China memproyeksikan impor batu bara Negeri Panda kemungkinan akan menurun pada 2025 menjadi 525 juta ton dari rekor tertinggi pada 2024 sebanyak 542,7 juta ton, yang naik 14,4% dari realisasi 2023 sejumlah 474,42 juta ton.