Pernyataan dari kedua belah pihak menyoroti rapuhnya gencatan senjata, di mana pembicaraan mengenai apakah gencatan senjata bisa diperpanjang setelah awal Maret pada tahap awal. Namun, Israel dan Hamas saling melontarkan tuduhan serupa di masa lalu yang akhirnya diselesaikan tanpa menggagalkan kesepakatan.
Bulan lalu, Israel setuju menukar tahanan Palestina dengan sandera yang ditahan Hamas selama serangan Oktober 2023, yang memicu perang selama 16 bulan, dan sejauh ini sudah terjadi lima pertukaran. Poin lain dari kesepakatan tersebut termasuk penarikan sebagian pasukan Israel dan peningkatan bantuan.
"Ini adalah pengumuman yang sangat, sangat serius," kata Menteri Keamanan Israel Ze'ev Elkin kepada TV Channel 12 Israel pada Senin, merujuk pada pernyataan awal Abu Obaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas.
Menurut Elkin, pemindahan pasukan Israel dari Koridor Netzarim, jalan yang membelah Gaza dan mengisolasi wilayah utara selama sebagian besar perang, menunjukkan komitmen negaranya terhadap kesepakatan dengan Hamas.
Hagai Levine, Kepala Tim Kesehatan di Forum Keluarga Sandera di Israel, mengatakan bahwa sangat penting untuk membebaskan semua sandera yang tersisa sesegera mungkin mengingat kondisi mereka.
Laporan lokal Palestina menyebut, sejak gencatan senjata berlaku pada 19 Januari, 110 warga Palestina telah ditembak dan dibunuh oleh Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza. Hamas juga mengatakan sebagian kecil dari jumlah truk bahan bakar dan tenda yang disepakati telah diizinkan masuk ke wilayah tersebut, di mana sebagian besar dari 2 juta penduduk mengungsi karena rumah mereka hancur.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengadakan diskusi tingkat tinggi tentang usulan gencatan senjata tahap II pada Selasa (11/2/2025). Hal ini tampaknya menjadi langkah untuk mengakhiri permusuhan secara permanen, meski Israel mengatakan hal itu tidak akan terjadi jika Hamas masih berkuasa.
Presiden AS Donald Trump mengklaim berjasa atas gencatan senjata yang ditandatangani tepat sebelum pelantikannya. Padahal pekan lalu, Trump justru makin memperumit diskusi tahap berikutnya dengan saran yang mengejutkan bahwa AS akan mengambil alih Gaza.
Saat Netanyahu berkunjung ke Washington, Trump bilang warga Palestina akan dipindahkan dari wilayah tersebut selama rekonstruksi. Ide 'gila' Trump itu telah banyak dikritik Timur Tengah dan dunia yang lebih luas. Bahkan Trump menegaskan bahwa penduduk Palestina tidak berhak untuk kembali ke Gaza.
(bbn)