Dengan diresmikannya train ketiga ini, diharapkan dapat menambah total kapasitas produksi tahunan menjadi 11,4 million ton per annum (mtap), atau 35% dari total produksi LNG nasional.
BMI—lengan riset Fitch Solutions — sebelumnya memprediksi Indonesia siap menjadi raksasa produsen LNG di Asia Tenggara, seiring dengan adannya potensi tambahan 40 miliar meter kubik atau billion cubic meter (bcm) sumber daya hingga 2030.
Indonesia dinilai kaya akan proyek gas greenfield yang akan mengerek pasokan gas baku untuk produksi LNG sepanjang 2024—2030.
Dari komponen pengeluaran, pertumbuhan ekonomi di Papua Barat didorong kinerja ekspor yang tumbuh dua digit atau 17,53% dengan komoditas utama ekspor gas.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan sebanyak 67% pemanfaatan gas bumi Indonesia sudah difokuskan untuk kebutuhan pasar domestik, dan hanya 33% untuk diekspor.
Realisasi ekspor gas bumi sepanjang tahun lalu tercatat sebanyak 1.905 billion british thermal unit per day (bbtud), sedangkan untuk serapan domestik sjumlah 3.881 bbtud. Adapun, total gas bumi yang termanfaatkan mencapai 5.786 bbtud.
Menurut data realisasi kinerja sektor ESDM periode 2024 yang diumumkan Senin (3/2/2025) oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, sebanyak 1.357 bbtud gas yang diekspor Indonesia pada 2024 merupakan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).
Angka tersebut setara dengan 71% dari total gas bumi yang dikapalkan Indonesia ke luar negeri tahun lalu.
(lav)
































