Logo Bloomberg Technoz

Pelemahan rupiah sudah terduga setelah dini hari tadi keputusan FOMC Federal Reserve, bank sentral AS, disusul oleh sinyal yang cenderung hawkish dari Gubernur The Fed Jerome Powell, telah membuat pelaku pasar pupus harapan.

Powell memilih pendekatan wait and see untuk menentukan tindakan ke depan, setelah Komite melihat menahan bunga acuan saat ini adalah langkah terbaik.

Pertumbuhan ekonomi AS yang kuat ditambah pasar tenaga kerja nan solid, memungkinkan The Fed menunggu bukti lanjutan bahwa inflasi di negeri itu memang telah berada di jalur penurunan, sebelum akhirnya menyesuaikan kebijakan bunga acuan.

Yang pasti, pendekatan wait and see The Fed memberi waktu bagi mereka untuk mengevaluasi bagaimana kebijakan Presiden AS Donald Trump terkait imigrasi, tarif impor serta pajak, akan mempengaruhi perekonomian terbesar di dunia itu.

"Komite ini masih menunggu untuk mencermati kebijakan apa yang diberlakukan," kata Powell. "Kita perlu membiarkan kebijakan-kebijakan tersebut diartikulasikan sebelum kita dapat mulai membuat penilaian yang masuk akal tentang implikasinya terhadap ekonomi."

Petunjuk terbaru Powell mengerek lagi tingkat imbal hasil Treasury, surat utang AS, hingga mempersempit selisih yield dengan surat utang RI. 

IHSG juga dibuka melemah mengekor Wall Street di mana indeks melemah ke 7.111, setelah libur tiga hari. 

Adapun di pasar surat utang, mayoritas yield masih bergerak turun mengindikasikan arus beli masih mengerek harga obligasi. Yield 2Y SUN kini di 6,788%, sedangkan tenor 10Y di 6,97%.

(rui)

No more pages