Logo Bloomberg Technoz

Joni Teves, Strategist di UBS Group AG, menyebut harga emas naik seiring peningkatan investor terhadap aset yang dipandang aman (safe haven). Ancaman kenaikan tarif bea masuk yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat prospek perekonomian global menjadi penuh ketidakpastian.

“Kami memperkirakan investor akan terus melirik emas. Permintaan emas tetap akan tinggi di tengah situasi yang tidak pasti,” kata Teves dalam risetnya.

Analisis Teknikal

Lalu bagaimana perkiraan harga emas untuk pekan ini? Berapa saja target yang perlu diwaspadai pelaku pasar?

Secara teknikal dengan perspektif harian (weekly time frame), emas nyaman di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 65,33. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun indikator Stochastic RSI ada di 42,89. Menghuni area jual (short) meski tidak terlalu kuat.

Oleh karena itu, sepertinya investor patut waspada dengan risiko koreksi harga emas. Harga memang sudah naik tinggi, sehingga mungkin perlu masuk fase konsolidasi. Dibutuhkan koreksi sehat agar tidak terjadi penggelembungan nilai aset (asset price bubble).

Cermati pivot point di US$ 2.749/troy ons. Jika tertembus, maka target berikutnya ada di rentang USR 2.712-2.674/troy ons.

Adapun target resisten ada di US$ 2.780/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengantar harga emas menuju US$ 2.827/troy ons.

(aji)

No more pages