Outstanding pinjaman konsumen lain, mayoritas adalah kartu kredit, tumbuh 12,8% year on year menjadi Rp22,9 triliun. Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 12,5% year on year menjadi Rp229 triliun per Desember 2024 dan berkontribusi hingga 24,8% terhadap total portofolio pembiayaan. Capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik 84,2% secara tahunan mencapai Rp2,3 triliun.
Pendapatan bunga bersih net interest income BCA tumbuh 9,5% year-on-year menjadi Rp82,3 triliun pada tahun 2024. Pendapatan selain bunga naik 10,2% year-on-year menjadi Rp25,2 triliun sehingga total pendapatan operasional sebesar Rp107,4 triliun atau naik 9,7% year-on-year.
Sementara itu biaya provisi BCA tercatat sebesar Rp2 triliun. Rasio non-performing loan BCA terjaga di angka 1,8% pada 2024. Labah bersih BCA dan entitas anak naik 12,7% mencapai Rp54,8 triliun.
Di sisi pendanaan, dana giro dan tabungan ataupun juga kasa berkontribusi sekitar 82% dari total DPK tumbuh 4,4% mencapai Rp924 triliun. Dengan ekspansi ekosistem transaksi perbankan yang senantiasa dilakukan baik melalui kanal online maupun juga offline, total frekuensi transaksi BCA menyentuh rekor tertinggi naik 21% year-on-year mencapai Rp36 miliar. Khusus untuk mobile banking dan juga internet banking, frekuensi transaksi mencapai Rp31,6 miliar tumbuh 24% year-on-year.
(fik/hps)
































