Logo Bloomberg Technoz

Bitcoin Coba Merangkak ke US$100 Ribu Lagi, Naik 1% dalam 24 Jam

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mata uang digital kripto Bitcoin mencoba meraih kenaikan harga US$100.000 usai alami pelemahan jelang pergantian tahun 2024 ke 2025. Konsentrasi investor tertuju pada jadi tidaknya pemangkasan tingkat bunga The Fed setidaknya hingga bulan Maret 2025.

Pada Senin (6/1/2025) pagi terjadi kenaikan 1% dalam dalam 24 jam terakhir dan bergerak pada posisi US$99.118 hingga pukul  10.37 waktu Indonesia. Akselerasi kenaikan harga BTC tampak terjadi dimana pada pagi hari mencatatkan kenaikan 0,3% ke US$98.767.

Dibandingkan pekan lalu Bitcoin telah mencatatkan 5,7% kenaikan harga atau 4,8% dibandingkan posisi terendahnya pada pekan ketiga bulan Desember, atau saat sentimen Trump menjadi presiden Amerika Serikat (AS) pudar.

All time high (ATH) Bitcoin terakhir kali tercipta pada 17 Desember 2024 dengan level US$108.135. Dalam satu tahun terakhir Bitcoin masih menjaga tren kenaikan di 124%. 

Pasar secara relatif masih menghadapi ketidakpastian pasar, selain soal suku bunga juga pelantikan Presiden Donald Trump yang dijadwalkan pada 20 Januari, jelas analis Ajaib Kripto, Panji Yudha.

Dukungan industri kripto atas kemenangan Trump tampak lewat aksi donasi leih dari US$130 juta ke dalam kampanye mantan Presiden AS itu. Trump mencoba meraih simpati dari para produkung kripto dan berjanji membuat aturan yang lebih longgar dibandingkan pemerintahan sebelumnya.

Sosok-sosok kunci telah disampaikan Trump, menegaskan keberpihakannya pada industri aset digital, termasuk Howard Lutnick dari Cantor Fitzgerald LP sebagai sekretaris Perdagangan dan Paul Atkins untuk memimpin Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).

Juga, Elon Musk yang memimpin lembaga non struktural Department of Government Efficiency (DOGE), bersama Vivek Ramaswamy. Trump ingin D.O.G.E. (ticker yang sama untuk koin meme favorit Musk, DOGE) menurunkan defisit anggaran federal. 

D.O.G.E. diharapkan dapat “memangkas peraturan yang berlebihan, memangkas pengeluaran yang sia-sia, dan merestrukturisasi Badan-badan Federal,” kata Donald Trump.

Dukungan perbankan diperlukan dalam mendorong perkembangan Bitcoin, seperti disampaikan salah satu pendiri BitMEX, Arthur Hayes, namun diperlukan serangkaian perubahan aturan.

Ia menyarankan  jika bank-bank AS menerima pengecualian dari aturan rasio leverage tambahan (supplementary leverage ratio/SLR), dimana hal ini dapat meningkatkan likuiditas pasar, yang secara signifikan meningkatkan nilai Bitcoin, dilansir dari Benzinga, Senin (6/1/2025).

Emas vs Bitoin

Kenaikannya masih lebih ‘premium’ dibandingkan investasi emas batangan. Investor biasanya mencari keamanan dalam bentuk emas batangan pada saat ketidakpastian politik dan ekonomi.

Kini investor relatif melepas kepemilikan di ETF emas dalam empat tahun berturut-turut dengan kondisi dolar AS yang tampak makin kuat usai kemenangan Donald Trump melawan Kamala Harris.

Aksi jual ETF terjadi karena karena investor mengalihkan dana ke tempat lain, termasuk ekuitas dan Bitcoin, dilaporkan Bloomberg News.

Pembelian ETF emas dalam jumlah besar terjadi selama periode pandemi, dan mulai menjualnya dua tahun kemudian ketika bank sentral AS mulai menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi. Suku bunga yang lebih tinggi membuat emas batangan kurang menarik karena tidak menghasilkan bunga.

Episode pertarungan emas vs bitcoin di 2025 bisa Ada saksikan di sini.


(prc/wep)

No more pages