Pekan lalu, indeks ini sempat menyentuh 108,41. Tertinggi dalam 2 tahun terakhir.
Emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat mata uang Negeri Paman Sam menguat, maka emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Dolar AS menguat karena pasar memperkirakan pelonggaran moneter oleh bank sentral Federal Reserve mungkin tidak akan terlalu agresif pada 2025. Tahun ini. Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega menurunkan suku bunga acuan 100 basis poin (bps).
Namun tahun depan, mungkin akan lebih sedikit dari itu. Berdasarkan dot plot terbaru, sepertinya pemangkasan Federal Funds Rate tahun depan hanya kan 50 bps, yang dibagi menjadi 2 kali pemangkasan.
Akibat ekspektasi ini, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS melejit. Saat harus melawan instrumen yang memberikan imbal hasil, non-yielding asset seperti emas jadi kalah pamor. Jadi tidak heran emas mengalami tekanan jual.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana dengan proyeksi harga emas untuk hari ini? Apakah turun lagi atau bisa bangkit?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas terdampar ke zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 44,66. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 24,52. Menghuni area jual (short) yang cukup kuat, bahkan hampir jenuh (oversold).
Hari ini, ada kemungkinan harga emas bisa menguat. Target resisten terdekat adalah US$ 2.628/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di US$ 2.642/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Target paling optimistis atau resisten terjauh adalah US$ 2.666/troy ons.
Adapun target support terdekat ada di US$ 2,609/troy ons. Penembusan di titik ini berisiko memangkas harga emas ke arah US$ 2.599/troy ons.
(aji)





























