Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (12/9/2024), dibuka menguat. Pada pukul 9.08, indeks mencatat kenaikan 38,58 poin atau setara dengan menguat 0,5% ke level 7.800.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 9,45 miliar saham dengan nilai transaksi Rp1,75 triliun. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 98.324 kali.
Sebanyak 240 saham menguat, dan 142 saham melemah. Sementara, 188 saham tidak bergerak.
Inflasi AS Melambat, IHSG Berpotensi Lanjut Menguat
Hari ini, IHSG berpotensi lanjut menguat sentimen melambatnya inflasi AS yang tercermin dari data Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) utama sesuai dengan ekspektasi, menambah keyakinan Federal Reserve memangkas suku bunga 25 bps di 18 September.
Adapun pada perdagangan kemarin Rabu 11 September, IHSG kehilangan 0,43 poin, atau melemah 0,01% dan menutup perdagangan pada level 7.760.

Secara teknikal IHSG berpotensi melanjutkan trend penguatan, dengan menuju area resistance potensial selanjutnya pada trendline garis ungu pada area level 7.780.
Bersamaan dengan itu, IHSG memiliki support kuat pada level 7.720 dan juga 7.700 yang jadi penopang apabila pelemahan kembali terjadi.
Adapun untuk resistance selanjutnya pada level 7.800, dan apabila berhasil break dengan volume yang optimis, berpotensi menuju 7.850 sebagai target penguatan selanjutnya usai berhasil pecah rekor All Time High.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Inflasi Amerika Serikat utama melambat dan sesuai ekspektasi, para trader saat ini melihat dengan optimis kemungkinan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memangkas suku bunga pekan depan.
Menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja (Bureau of Labor Statistics/BLS) yang dipublikasikan semalam, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) melambat menjadi 2,5% secara tahunan (year-on-year) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang 2,9% yoy dan lebih rendah daripada konsensus pasar yang memperkirakan di 2,6% yoy.
Angka inflasi 2,5% yoy pada Agustus juga merupakan yang terendah sejak Februari 2021, sekaligus menandai bulan kelima berturut-turut ukuran tahunan tersebut melambat, dan ditarik turun oleh harga bensin yang lebih murah.
Sementara dibandingkan Juli dalam data bulanan (month-to-month/mtm), inflasi AS berada di 0,2%. Sama dengan bulan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar.
Adapun inflasi inti (Core Inflation) secara tahunan adalah 3,2%. Ini menjadi yang terendah dalam lebih dari 3 tahun.
Sedangkan inflasi inti bulanan adalah 0,3%. Sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya di 0,2% mtm dan ekspektasi pasar dengan angka yang sama.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pasar swap memperkuat keyakinan untuk pemotongan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin ketika para pejabat Bank Sentral bertemu pekan depan. Setelah The Fed mulai menurunkan biaya pinjaman, perdebatan akan berpusat pada laju pelonggaran berikutnya.
Mengutip CME FedWatch Tools, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5–5,25% dalam rapat bulan ini, 18 September mencapai probabilitas 85%.
(fad)