Logo Bloomberg Technoz

Proyek RDMP sendiri mendapat pendanaan dari Export Credit Agency atau ECA dan Commercial Bank dengan target US$ 3,1 milyar. Ini adalah proyek kilang pertama di Indonesia yang memakai skema pendanaan dari ECA.

Proyek ini rencananya akan menyerap kandungan dalam negeri hingga 30-35%. Selain pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia yaitu Propylene sebesar 225 KTPA yang akan menjadi feedstock dari New Polypropylene (PP) Balongan guna subtitusi produk impor.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati pun mengklaim akan menuntaskan seluruh proyek strategis nasional yang diberikan pada badan usaha milik negara (BUMN) tersebut. Hal ini termasuk proyek RDMP Balikpapan yang dikerjakan PT Kilang Pertamina Balikpapan, anak usaha PT Kilang Pertamina Internasional -- subholding pengolahan dan petrokimia PT Pertamina. "Pertamina berkomitmen penuh untuk penguatan ketahanan energi nasional," kata dia.

RDMP Balikpapan

Pembangunan New Workshop and Warehouse akan mendukung peningkatan kapasitas operasional pasca proyek pengembangan Refinery Unit atau RU Balikpapan dan Lawe-Lawe. Pembangunan ini terdiri dari 1 workshop, 6 warehouse tertutup dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.

Pembangunan Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Feed Tank dengan kapasitas 37 ribu m3. Selain itu Tangki D-320-02A/B dengan kapasitas masing-masing 61 ribu m3 yang direncanakan sebagai tangki Hot Vacuum Residue untuk umpan unit RFCC. Sebelum digunakan untuk tangki RFCC, tangki ini akan digunakan sebagai tangki transisi pekerjaan Modifikasi Tangki Eksisting.

Pembangunan 5 unit Boiler Package untuk memenuhi kebutuhan utiliti kilang dan untuk keperluan start up Kilang RDMP Balikpapan. Kelima unit Boiler Package nantinya akan menunjang unit Steam Generator berkapasitas masing-masing 30 MW.

Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati meninjau Proyek RDMP Balikpapan. (Dok Kementerian ESDM)

Pembangunan New Flare Balikpapan II (BPP II) dan HCC Flare (2 unit) dengan ketinggian sekitar 145 meter, berlokasi di area offshore. Pembangunan menggunakan teknologi derrick structure dan demountable flare. Sehingga satu flare masih bisa beroperasi, saat flare lainnya sedang menjalani perawatan.

Pembangunan Unit RFCC, yang merupakan unit proses utama dalam pembangunan kilang RDMP Balikpapan. RFCC ini akan memiliki kapasitas produksi mencapai 90 ribu barrel per hari.

Pengembangan Terminal Lawe-Lawe meliputi pembangunan unit baru SPL and SPM, satu unit Fire Tank, serta fasilitas dua tangki crude kapasitas dengan kapasitas masing-masing juta barrel.

Pembangunan New SPM (Single Point Mooring) untuk mendukung aktivitas bongkar muat logistik dengan kapasitas 320 ribu DWT.

Pembangunan onshore dan offshore pipeline 52 inchi dari Terminal Lawe-Lawe menuju SPM sepanjang sekitar 21 Km dan pipeline 20 inchi menuju kilang RU Balikpapan sepanjang sekitar 18.5 Km.

(frg/dhf)

No more pages