Logo Bloomberg Technoz

Rupiah akan Coba Lagi Penguatan di Bawah Rp16.000/US$

Tim Riset Bloomberg Technoz
07 May 2024 07:55

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemarin gagal ditutup menguat di bawah Rp16.000/US$, kendati sentimen pasar tengah berbalik bullish dengan aksi beli pemodal di pasar surat utang yang semakin besar.

Untuk hari ini, Selasa (7/5/2024), rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran sempit di tengah pergerakan indeks dolar AS yang bergerak melemah tadi malam landai di 105,1. Sinyal pergerakan sempit itu terlihat dari pasar offshore di mana kontrak NDF rupiah di New York semalam ditutup di kisaran Rp16.037/US$, tidak berbeda jauh dari level penutupan di pasar spot di Rp16.025/US$. Pagi ini rupiah forward juga terlihat bergerak melemah sedikit ke kisaran Rp16.042/US$.

Sentimen pasar sejatinya memberi angin lebih besar bagi rupiah untuk menguat lebih signifikan dari pernyataan bernada dovish dari para pejabat Federal Reserve.

Gubernur The Fed Richmond, Thomas Barkin, mengatakan bahwa ia memperkirakan suku bunga yang tinggi akan memperlambat ekonomi lebih lanjut dan bisa membawa inflasi ke target 2%. Gubernur The Fed New York John Williams, dalam kesempatan berbeda, menyatakan bahwa pada akhirnya akan ada penurunan suku bunga--namun keputusan mengenai kapannya akan bergantung pada keseluruhan data.

Pernyataan bernada dovish itu mengikis pamor dolar AS sebagai safe haven dan memperbesar ekspektasi penurunan bunga acuan The Fed tahun ini. Secara umum, hal itu akan menguntungkan aset-aset emerging market seperti rupiah.