Logo Bloomberg Technoz

Iran-Israel Bergejolak, RI Waspada Harga Minyak Mentah Melambung

Pramesti Regita Cindy
15 April 2024 15:03

Kementerian ESDM.
Kementerian ESDM.

Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (Dirjen Migas ESDM) Tutuka Ariadji menyebut Indonesia perlu berhati-hati dalam menghadapi gejolak ketegangan yang tengah melingkupi Iran dan Israel, terutama dampaknya terhadap realisasi harga minyak mentah.

"Kemudian yang penting juga adalah harga minyak ke depan itu akan sudah mengandung risiko geopolitik dan anggota-anggota OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) akan meredam kenaikan harga minyak ke depan," jelas Tutuka dalam webinar yang digelar oleh Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter, Senin (15/4/2024)

Tutuka menuturkan penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang regional, termasuk rupiah juga jadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga minyak. Tak hanya itu, faktor lain yang mempengaruhi harga adalah ketidakpastian kebijakan moneter global terhadap suku bunga yang mempengaruhi tingkat permintaan global minyak bumi.

Oleh karena itu, pasca-serangan Iran ke Israel, minyak mentah dunia diperkirakan mencapai US$100 per barel, bahkan bila terjadi eskalasi konflik dapat diperkirakan mencapai US$120-130 per barel. Sementara berdasarkan data Kementerian ESDM, ICP per 12 April 2024 sebesar US$89,51 per barel.

"Saya mengatakan sependapat kemungkinan harga ICP naik 100, tapi apakah itu akan berkelanjutan atau spike [berhenti]? saya akan cenderung menunggu dulu apa reaksi Israel dan Amerika terhadap kasus [serangan Iran] tersebut," tegasnya.