Logo Bloomberg Technoz

BI Punya Ruang Menggunting Bunga Acuan Tahun Ini

Ruisa Khoiriyah
24 March 2023 09:13

Calon Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengikuti Fit and Proper di DPR RI, Senin (20/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Calon Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengikuti Fit and Proper di DPR RI, Senin (20/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dinamika pasar keuangan yang berpusat pada apa yang terjadi di Amerika Serikat (AS) masih memberikan risiko bagi pergerakan nilai tukar rupiah. Mata uang Garuda menghadapi potensi penguatan dolar AS yang akan terungkit sentimen kenaikan bunga acuan The Federal Reserves.

Imbasnya, nilai tukar rupiah bisa melemah. Namun, sampai saat ini rupiah masih keluar sebagai salah satu mata uang emerging market dan valuta Asia yang terkuat selama 2023. 

Stabilitas dan ketangguhan nilai tukar rupiah menghadapi tekanan eksternal bisa menjadi modal bagi Bank Indonesia (BI) untuk menempuh pengguntingan bunga acuan sebelum tahun ini berakhir, demikian menurut prediksi ekonom Bloomberg Economics

Kinerja rupiah dibandingkan mata uang emerging market dan Asia lain (Bloomberg)

Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan bunga acuan di level 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 16 Maret lalu terutama karena laju inflasi yang semakin melandai ke kisaran target bank sentral yaitu 2%-4%. 

Inflasi inti yang menjadi ukuran harga fundamental bahkan sudah berada di rentang target yaitu 3,09% pada Februari, melandai lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Adapun inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) masih cukup tinggi di 5,47% dan diperkirakan akan melejit pada puncak perayaan Ramadan dan Idul Fitri bulan depan.