Logo Bloomberg Technoz

“Emiten mapan big caps blue chip saja mengalami volatilitas yang tinggi di harga saham mereka, apalagi dampaknya ke emiten startup,” kata Arjun.

Value wiped out pada perusahaan Unicorns di regional Asia Tenggara. (Dok Bloomberg)

 Meskipun demikian, untuk jangka panjang, Arjun optimis terhadap emiten startup melihat adanya booming industri dengan potensi tinggi. Selain itu, ia menilai, para konsumen di era digital mencari aplikasi dan layanan teknologi yang mempermudahkan, serta meningkatkan efisiensi kegiatan sehari-hari

“Emiten yang bisa menawarkan servis atau produk yang menarik dan bikin efisiensi dalam kegiatan tersebut akan mendapat keuntungan yang unggul dibandingkan emiten yang lain,” tutupnya.

Analis Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menambahkan, kinerja emiten perusahaan-perusahaan startup juga dipengaruhi oleh pola belanja masyarakat yang mulai kembali ke cara lama atau offline.

Sejumlah marketplace pun telah mulai mengurangi promo dan menerapkan biaya-biaya tambahan sebagai salah satu strategi mencapai profit. Hal ini dinilai berpotensi mengurangi minat belanja online masyarakat.

“Kalau untuk emiten pasti akan lebih untung tapi risiko pembeli akan lebih berkurang karena lebih mahal dan ada biaya lain-lain. Kalau nanti harganya tidak beda jauh dengan yang di toko offline, orang lebih memilih beli langsung,” papar Jono Syafei.

Jika terjadi pergeseran pola belanja menuju offline, kata Jono Syafei, membuat outlook saham teknologi jadi kurang baik.

“Secara tidak langsung, kalau ada pandangan atau ekspektasi yang kurang baik, ya bisa kurang baik juga (minat) investornya nanti,” ucap dia.

Lebih lanjut, Jono Syafei menilai PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau BliBli jadi emiten startup dengan modal dan kinerja yang paling stabil. Tentu membandingkan BELI dengan dua emiten startup lainnya, yaitu GOTO dan PT BukaLapak Tbk (BUKA).

Pasalnya modal BliBli mayoritas berasal dari Grup Djarum, sebagai perusahaan induk yang juga dikenal memiliki manajemen yang baik.

“Kalau seperti GOTO dan BukaLapak, banyak investor dari venture capital dan private equity. Kalau nanti mereka tidak bisa dapat pendanaan dari pihak-pihak itu lagi, mungkin mereka akan terdampak untuk modal tapi mungkin mereka ada dana IPO untuk bertahan selama  2 sampai 3 tahun ke depan,” ucap dia.

(wep)

No more pages