Logo Bloomberg Technoz

Affinity  merupakan “bagian terakhir dari ‘gergaji’ kami,” kata Obrecht. Aplikasi-aplikasi ini sekarang akan digunakan untuk melengkapi pilihan alat bertenaga kecerdasan buatan Canva seiring dengan peningkatan penawaran ruang kerja online dari perusahaan Australia ini.

Para investor telah lama melihat Canva sebagai kandidat untuk go public, meskipun perusahaan belum mendiskusikan rencana untuk melakukannya. Baru-baru ini Canva menyelesaikan penjualan saham sekunder senilai US$1,5 miliar, kata Obrecht.

Ilustrasi aplikasi pembuatan desain Canva. (Dok: Bloomberg)

Perusahaan startup ini, yang berfokus pada pembuatan produk yang mudah digunakan dan ditargetkan untuk orang awam, yang tidak punya keahlian desain formal, telah melampaui pendapatan tahunan sebesar US$2,1 miliar dan memiliki lebih dari 175 juta pengguna.

Perusahaan ini menambahkan lebih dari 90 juta pengguna baru selama 18 bulan terakhir, dibantu oleh fitur-fitur AI yang baru.

Perusahaan rintisan asal Australia ini kini telah mengakuisisi tujuh perusahaan di Eropa, termasuk startup AI visual Kaleido.ai dan penyedia gambar Pexels dan Pixabay, dalam rangka memperluas kehadirannya di benua tersebut.

“Ini adalah pasar yang memiliki potensi dan peluang yang tinggi,” ujar Obrecht.

Ia menambahkan bahwa Canva telah mendirikan kantor pusat Eropa di London tahun lalu. “Kami benar-benar ingin menggandakan pertumbuhan organik tersebut.”

Akuisisi terjadi di tengah persaingan Canva dengan Adobe Inc. Adobe diketahui sebagai penyedia perangkat lunak yang telah lama dominan bagi para profesional grafis.

Adobe telah menambahkan fitur-fitur AI di seluruh produknya baru-baru ini, tetapi sahamnya telah turun lebih dari 15% tahun ini setelah kesepakatan senilai US$20 miliar untuk mengakuisisi Figma gagal pada bulan Desember.

(bbn)

No more pages