Logo Bloomberg Technoz

AS dan Inggris Tuduh China Lakukan Serangan Siber

News
26 March 2024 15:00

Ilustrasi kejahatan siber berupa peretasan sistem. (Dok: Bloomberg)
Ilustrasi kejahatan siber berupa peretasan sistem. (Dok: Bloomberg)

Jamie Tarabay, Alex Wickham, dan Kitty Donaldson - Bloomberg News

Bloomberg, Amerika Serikat dan Inggris menuduh para peretas yang didukung pemerintah China menargetkan politisi, perusahaan, dan para pembangkang selama bertahun-tahun, serta mencuri banyak data pemilih Inggris, dalam pengungkapan terbaru serangan siber yang dikaitkan Washington dan sekutunya dengan pemerintahan Presiden Xi Jinping.

Para pejabat AS mengatakan bahwa tujuh orang warga negara China menargetkan anggota Kongres dan pejabat yang bekerja di Gedung Putih dan lembaga-lembaga termasuk Departemen Kehakiman, serta para kandidat, staf kampanye, dan perusahaan-perusahaan AS.

Para peretas, yang merupakan bagian dari kelompok yang disponsori negara yang dikenal sebagai APT31, telah didakwa melakukan konspirasi untuk melakukan gangguan komputer dan konspirasi untuk melakukan penipuan melalui telepon.

AS dan Inggris mengumumkan sanksi terhadap dua orang tersebut, serta sebuah perusahaan di Wuhan, China, bernama Wuhan Xiaoruizhi Science and Technology Co. AS menuduh perusahaan tersebut merupakan kedok yang "telah berfungsi sebagai kedok untuk berbagai operasi siber yang berbahaya" dan para peretas bekerja di sana sebagai kontraktor.