Logo Bloomberg Technoz

"Kan sampai 24 [Maret] ini, 24 kita perpanjang lagi, dari 24 sampai 24 [April] berikutnya lah, karena kan supaya beras itu tetap ada di pasar, sambil sesuaikan GKP untuk turun," tutur Arief. 

Untuk diketahui, Bapanas menyatakan pemberlakuan sementara relaksasi HET beras premium dilakukan guna menjaga stabilitas pasokan dan harga di tingkat konsumen selama Ramadan 2024. Wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatra Selatan diberlakukan relaksasi HET beras premium menjadi Rp14.900/kg dari HET sebelumnya di Rp13.900/kg.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memang telah meminta pemerintah untuk menaikkan sementara HET beras di gerai-gerai pasar modern, alih-alih memaksa pengusaha menekan margin di tengah isu gangguan pasok.

Ketua Umum Aprindo Roy Nicolas Mandey mengatakan pada dasarnya peritel tetap akan menyediakan beras, kendati dengan margin yang menipis. Terlebih, beras dan bahan pokok lainnya merupakan faktor pendorong masyarakat berbelanja ke ritel modern.

Di sisi lain, lanjutnya, kondisi gangguan pasok di ritel makin diperburuk dengan adanya harga beras perusahaan swasta yang dijual mahal. Sementara itu, ritel tidak bisa menjual rugi karena terdapat kebijakan HET.

Dengan demikian, Roy menyebut telah mengusulkan agar pemerintah merelaksasi HET dan harga acuan beberapa komoditas pangan, seperti beras, gula, minyak goreng, serta beberapa komoditas pangan lainnya yang berpotensi mengalami kenaikan pada Februari.

“Otomatis kami berharap ada relaksasi HET, atau  Bulog harus bisa menjamin pasokan beras masuk ke ritel. Kita meeting [sudah melakukan pertemuan untuk] meminta jaminan itu,” ujarnya saat ditemui Senin (12/2/2024).

Sebagai bentuk kompensasi, Arief mengatakan Bulog berpeluang menyesuaikan harga jual berasnya kepada peritel. “Ini kita sesuaikan harga dari Bulog agak kita turunkan sedikit, jadi nanti harga over ke ritel harganya kita sesuaikan,” ujar Arief.

Sekadar catatan, ritel modern menjual 3 tipe beras, di antaranya beras komersial yang berasal dari perusahaan swasta, beras komersial milik Perum Bulog (Persero) yang diserap dari petani, serta beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang berasal dari impor.

(prc/wdh)

No more pages