Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini tengah mengusut kasus korupsi yang menyeret perusahaan pelat merah, yakni PT Hutama Karya (HK). Kasus ini pun telah masuk ke tahap penyidikan.

Kepala Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan, lembaga antirasuah telah mengendus dugaan korupsi dalam proyek pembangunan Tol Trans Sumatera oleh BUMN konstruksi tersebut di tahun anggaran 2018-2020. 

"Indikasi kerugian keuangan negara yang timbul dalam proses pengadaan lahan di sekitar Tol Trans Sumatera yang dilaksanakan oleh salah satu BUMN, KPK kemudian menindaklanjutinya dengan melakukan penyidikan," ujar Ali, Rabu (13/3/2024).

KPK pun menaksir kerugian dalam kasus korupsi tersebut mencapai belasan miliar rupiah. "Pihak yang ditetapkan sebagai tersangka akan kami umumkan saat proses pengumpulan alat bukti ini telah tercukupi," kata Ali menegaskan.

Kasus disebut juga menyeret petinggi perusahaan, salah satunya yakni mantan Direktur Utama (Dirut) HK yang bernama Bintang Perbowo. Dia kini juga telah dicegah KPK bepergian keluar negeri.

Lantas, siapa sosok BIntang Perbowo tersebut?

Selama puluhan tahun belakangan, nama Bintang Perbowo memang sudah tak asing di dunia konstruksi dalam negeri, setidaknya hampir 35 tahun.

Dilansir berbagai sumber, Pria kelahiran 15 Februari 1954 itu mengemban pendidik sarjana ekonomi di Universitas Krisnadwipayana pada 1990. Pada 1997, dia melanjutkan program magisternya di Prasetya Mulia Bussines School, Jakarta.

Namun, dia tercatat lebih dulu berkarir di PT Pembangunan Perumahan (PT PP) sejak 1980 sebagai staf seksi perencana keuangan. Pada 1999, dia kemudian diangkat menjadi Direktur Keuangan PT PP hingga 2008.

Tak berhenti disitu, paska menjabat di PT PP, Bintang kemudian dilirik oleh Kementerian BUMN yang saat itu dipimpin oleh Sofyan Djalil jenadi Dirut PT Wijaya Karya (WIKA) Tbk, atau setahun setelah tercatat sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Di BUMN konstruksi itu, Bintang menjabat selama 10 tahun hingga 2018. Kemudian, dia lantas berpindah posisi dan dilantik menjadi Dirut PT Hutama Karya oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.

(ibn/dhf)

No more pages