MKD DPR Ingatkan Pejabat Jangan Bergaya Hidup Hedonisme
Sultan Ibnu Affan
17 March 2023 13:03

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR turut menyorot gaya hidup pejabat negara termasuk pegawai negeri sipil (PNS) yang dianggap memamerkan kekayaan dan bergaya hidup hedonisme. Ketua MKD DPR Adang Darajatun menilai, perilaku seperti itu adalah hal yang tak pantas.
Oleh karena itu dia berharap, pejabat dan para anggota DPR juga bisa memberikan contoh yang baik.
"Karena apa pun sebagai pemimpin atau sebagai anggota Dewan harus mampu untuk bersama rakyat yang situasinya masih seperti ini," kata Adang dalam seminar yang diadakan MKD DPR bertajuk "Menyongsong Kontestasi Demokrasi: Mencari Wakil Rakyat yang Bervisi, Bernurani dan Berparadigma Etis" di Jakarta, Jumat (17/4/2023).
Diketahui beberapa waktu belakangan, gaya hidup anggota keluarga pejabat dan PNS menjadi sorotan. Kasus yang terbaru yakni Mario Dandy, tersangka penganiayaan yang viral di media sosial selain karena kasus kekerasan juga gaya hidup mewah yang ditampilkan ke publik. Belakangan, Mario Dandy diketahui merupakan anak pejabat pajak Jakarta Selatan Rafael Alun Trisambodo yang memiliki harta kekayan fantastis hingga Rp 54 miliar. Tak hanya itu, Rafael juga diketahui memiliki safety deposit box di salah satu bank dengan nilai Rp 37 miliar dalam bentuk mata uang asing.
Rafael kemudian diperiksa Kementerian Keuangan dan sudah dipecat dari institusi itu dan kemudian harus diperiksa KPK.
Baca Juga
Selain Rafael, Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono juga disorot lantaran gaya hidup mewah anaknya yang ditampilkan di media sosial. Pada akhirnya Andhi juga diperiksa KPK atas harta kekayaan yang dianggap mencurigakan.
Oleh karena pentingnya hal-hal etis itulah kata Adang, seminar hari ini diadakan. Bukan hanya untuk mengingatkan bahwa Pemilu 2024 harus menanamkan nilai-nilai nurani namun juga mengingatkan DPR bahwa anggota Dewan harus etis dalam berperilaku.
"Mereka yang terpilih diharapkan sekaligus menjadi figur dengan sekujur tubuh yang merakyat serta perilaku etis yang menunjukkan bahwa mereka terhubung dan berbicara tentang rakyat dan nurani," lanjut dia.
Fenomena pejabat bergaya hidup mewah beserta anggota keluarganya karena itu menurut dia tak tepat di tengah kondisi rakyat yang hidup tak mudah.
"Saya pikir kan menyangkut masalah tentang etika, bagaimana (pejabat) berpenampilan. Filosofi itu sudah terdengar. Apa pun itu bahwa sikap hedonis itu tidak pantas," ucapnya.
(ibn/ezr)