Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan nilai rupiah dalam perdagangan di pasar spot hari ini, Selasa (27/2/2024), diperkirakan akan melanjutkan pelemahan seiring dengan kewaspadaan para pelaku pasar jelang rilis berbagai data penting Amerika Serikat (AS) yang akan mempengaruhi prospek kebijakan bunga Federal Reserve (The Fed) tahun ini.
Sinyal pelemahan rupiah hari ini terlihat dari pergerakan kontrak nondeliverable forward (NDF) rupiah baik yang semalam ditutup melemah di kisaran Rp15.639 untuk kontrak sepekan dan Rp15.647/US$ untuk kontrak sebulan. Pagi ini, NDF rupiah melanjutkan pelemahan ke Rp15.638-Rp15.651/US$.
Potensi pelemahan rupiah hari ini masih terbuka bahkan ketika indeks dolar AS melanjutkan penurunan. Indeks yang mengukur kekuatan the greenback di hadapan enam mata uang utama dunia itu ditutup melemah tipis semalam, menjadikan rekor indeks lima hari berturut-turut ditutup melemah.
Di pasar spot kemarin nilai rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah di Rp15.630/US$, sementara kurs tengah Bank Indonesia, JISDOR, juga ditutup lemah di Rp15.635/US$. Pelemahan itu sejalan dengan tekanan yang dihadapi juga oleh sebagian besar mata uang Asia kemarin.
Saat ini, para pemodal global beralih ke mode hati-hati menunggu rilis data kinerja penjualan barang tahan lama AS yang memberi petunjuk terkait kekuatan ekonomi negeri itu. Indeks harga rumah dan indeks keyakinan konsumen juga akan dirilis nanti malam.
Kehati-hatian pasar terlihat dari pergerakan pasar global tadi malam di mana indeks saham Wall Street kesemuanya ditutup di zona merah. Sementara harga surat utang AS, Treasury, di semua tenor tertekan dan imbal hasilnya naik dipimpin oleh tenor 3 tahun yang naik 3,5 basis poin ke 4,48%. UST-10y bergerak naik ke 4,28%.
Hari ini dua pejabat The Fed juga dijadwalkan berbicara dalam dua event terpisah di mana apapun komentar mereka tentang perekonomian dan kebijakan bunga akan dicermati oleh pasar.
Dari kawasan Asia, mata uang regional termasuk rupiah juga akan dipengaruhi oleh rilis data inflasi Januari Jepang yang diprediksi akan memberikan dorongan lebih besar pada Bank of Japan untuk menaikkan bunga acuan.
Rupiah dibebani oleh inflasi yang diperkirakan meningkat seiring dengan lonjakan harga pangan mulai dari beras hingga berbagai komoditas dapur lain. Badan Pusat Statistik akan melaporkan inflasi Februari pada 1 Maret nanti.
Rupiah juga masih dibayangi pembahasan tentang program makan siang gratis oleh Prabowo Subianto, kandidat calon presiden yang kemungkinan besar muncul sebagai pemenang pilpres. Program yang disebut bakal menghabiskan dana Rp120 triliun pada tahun pertama itu kemungkinan akan memulurkan defisit APBN mendekati 3% tahun depan.
Kondisi fiskal berpengaruh langsung pada prospek surat utang RI dan mempengaruhi risk appetite investor, termasuk investor asing terhadap aset-aset fixed income domestik.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren pelemahan, setelah kemarin sempat terkontraksi dengan break support terkuat.
Rupiah berpotensi terkoreksi menuju area Rp15.670-Rp15.700/US$. Trendline channel yang tertembus kemarin kini menjadi level support terdekat pada Rp15.620/US$.
Apabila pelemahan kembali berlanjut dengan tekanan yang tinggi, ada trendline garis putih pada level Rp15.710-Rp15.740/US$ akan jadi support terakhir. Sementara resistance selanjutnya ada pada Rp15.600-Rp15.550 /US$.

(rui)