Logo Bloomberg Technoz

Sementara itu nilai aset baru BFIN naik 9,4% yoy menjadi Rp24 triliun dibandingkan sebelumnya, Rp21,9 triliun. Besarnya kelolaan aset yang dimiliki oleh BFIN saat ini terkontribusi dari bertumbuhnya total piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) sebesar 7,4% dari Rp20,5 triliun menjadi Rp22 triliun.

Di sisi risiko kredit, rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) bruto 1,36% dan level neto 0,15% hingga 31 Desember 2023. Rasio NPF bruto perusahaan diklaim lebih rendah dibandingkan peer-nya yang rata-rata berada di level bruto 2,44%.

“Kami merespons tantangan sebagai peluang untuk bertumbuh dan semakin adaptif di segala kondisi. Kami fokus pada target konsumen yang tepat, proses pembiayaan yang efektif dengan menyesuaikan kepada risk appetite dan policy Perusahaan, serta posisi kapasitas penagihan (collection) yang seimbang,” terang Sudjono.

Untuk Imbal Hasil Rata-Rata atas Aset (RoAA) dan Imbal Hasil Rata-Rata atas Ekuitas (RoAE) berada pada level 8,4% dan 17,7% per Desember 2023, juga diklaim lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri pembiayaan,  masing-masing 5,6% dan 15,0%. “Dengan segala dinamika yang terjadi di tahun 2023, kami berkomitmen untuk tetap tumbuh secara sehat,” ujar Sudjono.

Bisnis pembiyaaan BFI Finance masih dominan pada kendaraan roda empat dan roda dua atau sebesar 62,7%. selanjutnya pembiayaan alat berat dan mesin 14,9%, pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru 14,0%, pembiayaan beragun sertifikat properti 4,4%, serta pembiayaan berbasis syariah 4,0%.

Untuk mendukung sumber perdanaan, BFI mengandalkan pinjaman perbankan dan penerbitaan surat utang dalam bentuk Obligasi Rupiah. Tercatat tahun lalu perusahaan telah tiga kali menerbitkan obligasi baru yakni Obligasi Berkelanjutan V BFI Finance Indonesia Tahap III, IV, dan V Tahun 2023, dengan nilai perolehan seluruhnya mencapai Rp3,8 triliun.

Tahun lalu, BFI Finance merambah ke sektor pembiayaan kendaraan roda dua berbasis energi listrik (electric vehicle/EV) dengan skala terbatas.  Sedangkan untuk strategi dan arah bisnis tahun 2024, BFI Finance akan fokus pada perluasan jaringan berbasis digital sehingga tidak ada pembukaan jaringan fisik kantor cabang di area baru.

BFI juga akan mengembangkan produk keuangan baru serta optimalisasi produk yang sudah berjalan saat ini. “BFI Finance telah mengambil langkah inovatif sejak tahun 2020 dengan menyempurnakan cara kerja dan model operasional kami. Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan bisnis,” kata Sudjono.

(mfd/wep)

No more pages