Logo Bloomberg Technoz

Bahaya Utak-atik Subsidi Energi demi Program Ambisius Prabowo

Sultan Ibnu Affan
17 February 2024 12:20

Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto menyampaikan pidato kemenangan di Istora Senayan, Rabu (14/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto menyampaikan pidato kemenangan di Istora Senayan, Rabu (14/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan ekonom memperingatkan berbagai dampak jika Prabowo Subianto, yang bersiap menjadi presiden Indonesia berikutnya, berencana memangkas anggaran subsidi energi untuk merealisasikan sebagian janji kampanyenya, termasuk program makan siang gratis.

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rencana tersebut semestinya tidak perlu diterapkan secara tergesa-gesa. Dia merujuk pada masyarakat kelas menengah ke bawah, yang juga dinilai masih turut memanfaatkan subsidi energi yang menyasar komoditas Solar dan LPG 3 kg.

"Kami berpendapat tidak boleh terburu-buru dalam melakukan penghilangan [atau pemangkasan] subsidi seluruhnya karena memang terdapat kelas masyarakat yang memanfaatkan subsidi BBM dan LPG ini," ujarnya saat dihubungi, Minggu (17/2/2024).

Bagaimanapun, Josua tidak menampik selama ini serapan anggaran subsidi energi memang acapkali tidak tepat sasaran dan kontraproduktif lantaran banyak dinikmati oleh kalangan menengah -bahkan atas- alih-alih masyarakat kelas bawah yang menjadi bidikan subsidi.

Pendukung menghadiri pidato kemenangan Prabowo-Gibran di Istora Senayan, Rabu (14/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Namun, Josua tetap berpendapat utak-atik subsidi energi mesti dipertimbangkan secara matang-matang, termasuk soal manajemen untuk menjaga kestabilan harga, pasokan, dan juga ketersediaan komoditas energi yang selama ini disokong anggaran negara.