Logo Bloomberg Technoz

AS juga berencana untuk berbagi beberapa teknologi kapal selam nuklirnya untuk pertama kalinya. Kapal selam generasi berikutnya ini akan didasarkan pada desain Inggris, dan juga akan menggabungkan teknologi dari kapal selam seperti Missouri.

Pengumuman Senin tersebut merupakan puncak dari kemitraan AUKUS, yang diumumkan 18 bulan lalu sebagai bagian dari dorongan AS untuk meningkatkan aset militernya di Pasifik dan mengirimkan sinyal bahwa AS tidak akan gentar dengan China di LCS.

Dorongan itu kemungkinan akan semakin mengobarkan ketegangan AS-China, yang memuncak karena sejumlah masalah, termasuk desakan Biden bahwa AS akan membantu Taiwan jika diserang oleh China. Pekan lalu, juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan AS, Inggris, dan Australia harus “melakukan hal yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.”

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada Senin membantah bahwa perjanjian itu "diarahkan ke satu negara." Dia mengatakan Biden ingin menelepon Presiden China Xi Jinping karena lingkaran terdekat pemimpin China telah berubah dengan berakhirnya Kongres Rakyat Nasional (NPC).

“Tidak perlu konfrontasi. Tidak perlu ada Perang Dingin yang baru,” ujarnya.

Kesepakatan itu juga datang dengan biaya. Ketika diumumkan pada tahun 2021, Australia menarik diri dari aliansi pertahanan dengan Prancis dan membatalkan rencana untuk memesan 12 kapal selam bertenaga diesel dari Prancis yang kemudian menimbulkan ketegangan antara kedua negara hingga Prancis menarik duta besarnya untuk AS dan Australia.

Australia tidak akan mendapatkan kapal selam kelas Virginia hingga tahun 2030-an, dan SSN AUKUS akan membutuhkan waktu satu dekade lagi untuk tiba.

Kesepakatan itu juga akan membebani anggaran pertahanan Australia. Kapal selam kelas Virginia memiliki banderol harga sekitar US$ 3,5 miliar (Rp 53,9 triliun).

Program kapal selam AUKUS akan meningkatkan pengeluaran pertahanan Australia sebesar 0,15% dari PDB selama 30 tahun ke depan, yang menurut pemerintah di Canberra, berpotensi menelan biaya lebih dari AU$ 360 miliar (Rp 3.691 triliun) pada saat seluruh delapan kapal selesai. 

Berdasarkan ketentuan kesepakatan, kapal selam SSN AUKUS akan dibangun di Australia dan Inggris dan akan dibeli oleh kedua negara. Inggris akan mengirimkan kapal selam pertamanya pada akhir 2030-an, sementara Australia akan mengirimkan kapal pertamanya pada awal 2040-an. Saat ini tidak ada rencana bagi AS untuk membeli kapal tersebut.

“Ini akan menjadi kemampuan berdaulat Australia – dibangun oleh warga Australia, dipimpin oleh Angkatan Laut Australia dan didukung oleh warga Australia di galangan kapal Australia,” kata Albanese. Dia mengatakan program tersebut akan menciptakan sekitar 20.000 pekerjaan bagi warga Australia.

Pejabat AS mengatakan bahwa rencana untuk meng-upgrade kemampuan ini akan diluncurkan dalam tiga tahap.

Selama fase pertama, AS dan Inggris akan mengerahkan kekuatan rotasi kapal selam ke Australia paling cepat tahun 2027. Selama waktu ini, para pelaut dan pekerja Australia akan ditempatkan di kapal selam dan galangan kapal AS untuk pelatihan. Australia juga akan membangun infrastruktur untuk menampung kapal selam selama periode ini, kata orang-orang tersebut.

Selama fase kedua, AS akan menjual lima kapal selam kelas Virginia ke Australia, dengan target menyelesaikan penjualan pertama pada tahun 2032, kata beberapa sumber.

Kapal selam itu akan dimiliki sepenuhnya oleh Australia dan tunduk pada komando militer Australia. Adapun fase ketiga adalah peluncuran SSN AUKUS.

“AUKUS mencocokkan komitmen abadi kami terhadap kebebasan dan demokrasi dengan kemampuan militer, ilmu pengetahuan, dan teknologi tercanggih,” kata Sunak.

“Tidak ada yang lebih jelas dari rencana yang kami ungkapkan hari ini untuk kapal selam AUKUS baru, salah satu kapal selam bertenaga nuklir paling canggih yang pernah dikenal dunia.”

--Dengan asistensi Ben Westcott, Josh Wingrove, dan Jordan Fabian.

(bbn)

No more pages