Logo Bloomberg Technoz

Ada tujuh seri yang akan ditawarkan di mana satu SBN merupakan penerbitan baru yaitu SPN03230614, sedang enam lainnya adalah reopening. Dua seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang ditawarkan adalah SPN03230614 (new issuance) yang jatuh tempo 14 Juni 2023 dengan tingkat kupon diskonto. Lalu SPN12240229 yang jatuh tempo 29 Februari 2024. 

Sedangkan lima seri lain yang ditawarkan dalam lelang besok adalah seri SBN fixed rate (FR) antara lain:

  • FR0095 dengan kupon 6,375%, jatuh tempo 15 Agustus 2028

  • FR0096 dengan kupon 7%, jatuh tempo 15 Februari 2033

  • FR0098 dengan kupon 7,125%, jatuh tempo 15 Juni 2038

  • FR0097 dengan kupon 7,125%, jatuh tempo 15 Juni 2043

Dalam lelang SUN sebelumnya pada 28 Februari, pemerintah mencatat penawaran masuk cukup besar mencapai Rp 45,97 triliun. Namun, pemerintah hanya menyerap Rp 20 triliun di bawah target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 23 triliun. 

Lelang SUN akhir bulan lalu, seri FR0096 yang jatuh tempo 10 tahun lagi menjadi SBN yang paling diincar investor dengan nilai penawaran masuk mencapai Rp 15,2 triliun. Untuk seri ini, tingkat imbal hasil rata-rata yang dimenangkan adalah 6,8599% di mana pemerintah menyerap sebesar Rp 8,25 triliun.

Selain seri tersebut, FR0095 yang jatuh tempo 5 tahun lagi juga diserbu investor dengan penawaran masuk menembus Rp 10,48 triliun. Pemerintah hanya menyerap Rp 4,15 triliun dengan tingkat yield rata-rata yang dimenangkan di kisaran 6,54566%.

Spekulasi Pivot The Fed

Pekan lalu, keyakinan pelaku pasar masih tinggi perihal arah bunga The Fed. Data pasar ketenagakerjaan terbaru yang dirilis Jumat pekan lalu memperlihatkan inflasi masih belum cukup jinak di negeri itu dan memberi alasan yang cukup kuat bagi bank sentral untuk melanjutkan pengetatan moneter di level agresif. 

Para traders di pasar futures semula memperkirakan The Fed akan melesatkan bunga acuan hingga 50 bps pada FOMC, 22 Maret nanti. Mengutip Bloomberg News, pasar awalnya memperkirakan terminal rate alias bunga puncak The Fed diprediksi akan mencapai 5,75% bahkan 6% tahun ini.

Namun, saat ini pelaku pasar mulai goyah. Keruntuhan tiga bank di AS dalam waktu kurang dari sepekan itu disebut tidak bisa dilepaskan dari kerugian investasi surat utang mereka yang harganya terus turun tertekan kenaikan bunga The Fed. Itu memicu spekulasi bahwa The Fed akan berbalik arah, menahan diri untuk melanjutkan agresivitas pengetatan moneter. 

Di pasar futures, para pelaku pasar mengubah prediksi di mana The Fed diperkirakan hanya menaikkan sebesar 25 bps pada FOMC 22 Maret nanti dengan terminal rate berada di 5,25%, menurun tajam dari prediksi sebelumnya di posisi 5,75%.

Perkembangan terakhir dari AS itu telah melemahkan dolar AS. Indeks Dolar turun ke posisi 103,85, pada pukul 11:56 WIB, Senin (13/3/2023). Nilai tukar rupiah kembali menguat ke kisaran Rp 15.363 per dolar AS pada 11:59 WIB.

(rui)

No more pages