Logo Bloomberg Technoz

Praktisi Siber Nilai Peretasan DKPP via WhatsApp Bukan Kartu SIM

Muhammad Fikri
10 January 2024 12:25

Ilustrasi Hacker (Dok. Unsplash)
Ilustrasi Hacker (Dok. Unsplash)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Praktisi keamanan teknologi informasi dari Vaksincom, Alfons Tanujaya meragukan meragukan skema peretasan yang diakui para eksekutif Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) via kartu SIM atau Subscriber Identity Module.

“Itu perlu dipastikan apakah benar yang di retas kartu SIM nya atau akun Whatsappnya yang di bajak?” kata Alfons di Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Heddy Lugito, Keta DKPP, sempat mengakui mengalami peretas. Hal yang sama dialami kolega dia di DKPP lain, Ratna Dewi Pettalolo dan I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi. Heddy mengatakan, “Untuk saya sendiri tadi pagi [Selasa, 9 Januari 2024] memang sempat WhatsApp-nya tidak bisa diakses sebentar karena disebutkan bahwa nomor Hp saya telah digunakan pada perangkat lain.”

Dengan keterangan DKPP macam itu skema peretasan dilakukan melalui WhatsApp, terang Alfons. “Kalau Whatsapp-nya tidak bisa dihubungi atau logout, tetapi teleponnya masih bisa dihubungi artinya bukan diretas kartu SIMnya, tetapi akun Whatsapp-nya dibajak." ucap Alfons.

Ia menambahkan saat terjadi peretasan kartu SIM ciri-ciri yang mudah dipahami adalah hp atau ponsel tidak dapat menjalankan fungsi seluler, seperti menelepon, mengirimkan pesan singkat SMS.