Logo Bloomberg Technoz

Gegara Cabai Mahal, Bunga Acuan Bakal Tetap Tinggi

Ruisa Khoiriyah
01 December 2023 16:40

Pasar Tradisional di Bogor (Muhammad Fadli/Bloomberg)
Pasar Tradisional di Bogor (Muhammad Fadli/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lonjakan inflasi pada November akibat tekanan kenaikan harga pangan mungkin belum cukup mengkhawatirkan bagi bank sentral yang sudah melontar sinyal akan mempertahankan bunga acuan di level tinggi tahun depan. 

Namun, kenaikan harga pangan yang terus berlanjut bisa semakin menggerogoti daya beli masyarakat yang sejauh ini sudah cukup tersudut lonjakan harga beras dan kini ditambah harga cabai dan gula pasir. Inflasi inti, yang dinilai sebagai salah satu indikator daya beli masyarakat, pada bulan lalu tercatat semakin turun ke level terendah sejak Januari 2022. 

Dengan inflasi yang diprakirakan akan lebih tinggi pada 2024 yaitu di kisaran 3,2% ditambah masih adanya tekanan dari ketidakpastian global, peluang bagi BI untuk memangkas bunga acuan mungkin terbilang sempit. Paling cepat BI baru akan menurunkan bunga acuan pada pertengahan 2024, menurut prediksi ekonom Bloomberg Economics.

"Inflasi IHK sudah bergerak di atas titik tengah target inflasi baru BI sehingga langkah penurunan bunga acuan harus ditahan. Namun, kami masih memperkirakan langkah selanjutnya BI adalah menurunkan bunga acuan sekitar pertengahan tahun kecuali rupiah kembali mengalami tekanan penurunan yang kuat," kata Tamara M. Henderson, ekonom Bloomberg Economics dalam catatan yang dilansir Jumat (1/12/2023).

Langkah BI menetapkan target inflasi 2024 di kisaran 1,5%-3,5%, lebih tinggi dibanding target sebelumnya, menurut ekonom mengindikasikan sinyal kenaikan harga pangan akan terus menjadi tekanan ke depan.