Logo Bloomberg Technoz

Transaksi Aset Kripto Anjlok 64% di Awal Tahun

Krizia Putri Kinanti
27 February 2023 17:26

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat nilai transaksi kripto sepanjang awal Januari 2023 mencapai Rp 12 triliun, atau mengalami penurunan hingga 64% dibandingkan periode yang sama tahun 2022.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan PBK Bappebti, Tirta Karma Sanjaya mengatakan penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti pasar yang mulai jenuh, melemahnya aset kripto hingga kejatuhan Luna atau token kripto dalam jaringan Terra dan pasar kripto terbesar, FTX. Menurutnya, hal ini berpengaruh pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi pada aset kripto.

"Hal ini didasari dari value asset kripto ini sebenarnya turun, penurunan ini berdampak pada nilai transaksi. Kemudian di 2023 penurunannya transaksi relatif naik, tapi rata-rata masih lebih rendah," ujarnya pada webinar Perlindungan Konsumen Aset Kripto pada UU PPSK #BulanLiterasiKripto by ICDX, Senin (27/2/2023).

Tirta mengatakan dengan mempertimbangkan jumlah penduduk Indonesia, kripto sebagai instrumen investasi memiliki potensi yang sangat besar. Menurut penelitian dari Cellios, kripto menjadi salah satu dari tiga produk utama investasi yang digemari masyarakat selain Reksadana (29,8%) dan Saham (21,7%). Adapun rata-rata penempatan dana di aset ini mencapai Rp500 ribu - Rp1 juta.

"Harapannya di 2023 ini ada sinyal-sinyal aset kripto bullish, sehingga 2023 bisa menyamai 2022 dan 2024 bisa mengalami puncak lagi seperti 2021 atau bisa lebih," ujar Tirta.