Logo Bloomberg Technoz

Meramal Nasib Harga BBM RI Jika Perang Israel-Hamas Memanas

Sultan Ibnu Affan
09 October 2023 12:40

Suasana pengisian BBM di SPBU Pertamina, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Suasana pengisian BBM di SPBU Pertamina, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Meski tersulut sentimen perang antara Israel dan Hamas, kenaikan harga minyak dunia saat ini dinilai tidak 'membahayakan' seperti bulan lalu. Lantas, masih adakah kemungkinan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi kembali turun hingga akhir tahun ini?

Analis Industri dan Regional Bank Mandiri Ahmad Zuhdi mengatakan kemungkinan harga BBM nonsubsidi untuk kembali turun sangat kecil, meski anomali harga minyak sudah tidak seliar kuartal III-2023.

“Saya rasa tidak ya, karena harga keekonomian [BBM nonsubsidi] masih berada di atas harga ritel sekarang,” ujarnya saat dihubungi, Senin (9/10/2023).

Per hari ini, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November telah naik menjadi US$86/barel, atau sekitar 4,5% sejak akhir pekan lalu. Adpaun, Brent untuk pengapalan Desember naik 3,5% sejak pekan lalu menjadi US$87,55/barel.

Di sisi lain, per 1 Oktober 2023, Pertamina dan operator stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta menaikkan harga seluruh jenis BBM nonsubsidi. Saat itu, harga terpaksa naik setelah minyak dunia membandel di atas US$90/barel nyaris sepanjang triwulan ketiga tahun berjalan.