Logo Bloomberg Technoz

Pasar Merah Membara: Rupiah, Saham, Obligasi, Emas Amblas

Ruisa Khoiriyah
04 October 2023 10:02

Karyawan melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Karyawan melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Hari ini mungkin akan menjadi hari yang sangat tidak menyenangkan bagi pelaku pasar keuangan di seluruh dunia.

Pasar modal di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, tertekan aksi jual yang menyeret turun harga saham, obligasi, valuta hingga instrumen non-yield seperti emas.

Menguatnya skenario kenaikan Fed fund rate sebesar 25 bps bulan depan atau Desember nanti, dan semakin tegas bagi Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat, mempertahankan kebijakan bunga tinggi dalam jangka waktu lebih lama dari perkiraan semula, seperti menuangkan bensin dalam sekam. Pasar terbakar.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai pukul 9:50 WIB, Rabu (4/10/2023), telah kehilangan 1,2%. Sementara yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun juga semakin merangkak naik 5 bps ke 7,03%.

Nilai tukar rupiah menghadapi dolar Amerika semakin tak tertolong dengan kehilangan 39 bps dan kini bertengger lesu di Rp15.640/US$, tergilas keperkasaan dolar AS yang semakin tak terbendung.